ADMINISTRASI HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Administrasi Pendidikan
Dosen Pengampu Ahmad Rifa’i,
M.Pdi
Disusun oleh:
Binazir T. M. 932501812
Maria Ulfa 932520112
Ringga Budi S. 932510212
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latang Belakang
Pada hakikatnya sekolah merupakan lembaga sosial yang berfungsi
untuk melayani anggota-anggota masyarakat dalam pendidikan, baik pendidikan
formal maupun non formal. Kemajuan masyarakat dan sekolah itu saling
berkorelasi, karena keduanya saling membutuhkan. Lembaga sekolah itu tidak
dapat terpisah dengan masyarakat, masyarakat adalah pemilik sekolah, sekolah
itu ada karena masyarakat memerlukannya.
Dari sejarah kita mengetahui bahwa pada zaman kolonial Belanda
dahulu, sekolah-sekolah sengaja diisolasikan dari kehidupan masyarakat
sekitarnya. Tetapi pada zaman sekarang sekolah merupakan lembaga pendidikan
yang seharusnya mendidik para generasi muda yang akan membawa perubahan pada
negara ini danjuga untuk hidup di masyarakat. Maka sekolah haruslah menjadi
tempat pembinaan dan pengembangan ketrampilan, pengetahuan, serta kebudayaan
yang sesuai dan yang dikehendaki oleh masyarakat tempat pendidikan itu
didirikan. Sebaliknya, masyarakat harus membantu dan bekerja sama dengan
sekolah agar apa yang di olah dan dihasilkan sekolah sesuai dengan apa yang
dikehendaki dan dibutuhkan masyarakat.
Dari
penjelasan di atas, maka dapat diketahui betapa pentingnya sekolah itu harus
berintegrasi dengan masyarakat, karena dengan adanya hubungan ini tujuan
pendidikan yang telah dituliskan yang benar-benar sesuai perkembangan kebutuhan
masyarakat yang selalu berkembang menuju kemajuan. Untuk mengetahui lebih
lanjut yang berkaitan dengan hubungan sekolah dengan masyarakat, mari kita diskusikan terkait masalah yang berkaitan dengan hubungan sekolah dengan masyarakat ini dan menyempurnakan kekurangan dari
makalah kami ini.
B.
Rumusan Masalah
1.
pengertian
administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat ?
2.
Tujuan,
fungsi, dan peran hubungan sekolah dengan masyarakat ?
3.
Prinsip
dan kaidah hubungan sekolah dengan masyarakat ?
4.
Jenis-jenis
dan teknik operasional hubungan sekolah dengan masyarakat ?
5.
Unsur-unsur
yang terlibat hubungan sekolah dengan masyarakat ?
6.
Evaluasi
pelaksanaan humas, prosedur, dan fungsinya hubungan sekolah dengan masyarakat ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (HUMAS)
Administrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan usaha
dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai
tujuan. Dan dalam kamus Koenen’s Endepols: Administrasi (Belanda: administratie)
berasal dari bahasa Latin “administration” dengan kata kerja “administrare”
yang berarti mengemudikan, mengendalikan, dan mengawasi pelaksanaannya (1923:
28). Dalam arti sempit administrasi berarti pekerjaan tulis menulis (Inggris: clerical
work). Sedangkan
dalam arti luas, administrasi merupakan kegiatan yang komperehensip
(menyeluruh), yakni yang bersangkutan dengan pengolahan keseluruhan dari awal
hingga mencapai hasil akhir.
Sedangkan pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat menurut
Kindred Leslie dalam bukunya “ School Public Relation ” adalah sebagai berikut
: “ School public relation is a process of communication between the school and
community for purpose of increasing citizen understanding and educational needs
and practices and encouraging intelligent citizen interest and cooperation in
the work of improving the school. ” Hubungan masyarakat dengan sekolah adalah
suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan maksud
meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktek
pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama warganya dalam usaha memperbaiki
sekolah.[1]
Pengertian administrasi hubungan sekolah
dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
diusahakan secara sengaja atau sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu
untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publik pada
khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif
dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Humas sebagai penghubung dari pihak sekolah
dengan masyarakat harus selalu dipelihara dengan baik karena sekolah akan
selalu berhubungan dengan masyarakat, tidak bisa lepas darinya sebagai partner
sekolah dalam mencapai kesuksesan sekolah itu sendiri. Prestise sekolah semakin
tinggi di mata masyarakat jika sekolah mampu melahirkan peserta didik yang
cerdas, berkepribadian dan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya dalam
memajukan masyarakat.
Kepala
sekolah sebagai pimpinan pendidikan di sekolah harus pandai-pandai menyusun
program yang dapat menampung berbagai aspirasi yang ada dalam masyarakat.
Dengan jalan demikian akan terjadi penyatuan variasi pendapat dalam lingkungan
masyarakat sehingga terbentuk pengertian yang utuh.
Ada beberapa
jalan yang dapat ditempuh dalam membentuk “public
opinion” tersebut antara lain:
a. Tingkat kan
pengertian masyarakat akan policy pendidikan
di sekolah.
b.
Tanamkan pengertian masyarakat tentang
kebutuhan-kebutuhan sekolah.
c.
Gali minat dan kebutuhan masyarakat
akan pentingnya peningkatan diri nya.
d.
Tunjuk kan kepada masyarakat akan
kegiatan-kegiatan sekolah.
e.
Dorong masyarakat dengan cara
bijaksana untuk memahami dan membantu kegiatan sekolah.
Dilihat dari tata cara kerjanya, hubungan sekolah dengan masyarakat
dapat diartikan sebagai teknik kemanusiawian, teknik kemasyarakatan, dan teknik
kesepakatan.[2]
B.
Tujuan dan Fungsi Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Menurut T. Sianipar
( 1984, dalam Purwanto, 1995: 189-190 ) meninjaunya dari sudut kepentingan
kedua lembaga tersebut, yaitu kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat
itu sendiri.
Ditinjau dari
kepentingan sekolah, adalah sebagai berikut :
1.
Memelihara
kelangsungan hidup sekolah.
2.
Meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
3.
Memperlancar
proses belajar mengajar.
4.
Memperoleh
dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan
pelaksanaan program sekolah.[3]
Ditinjau dari
kepentingan masyarakat, adalah sebagai berikut :
1.
Memajukan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam bidang mental
spiritual.
2.
Memperoleh
bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh
masyarakat.
3.
Menjalin
relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
4.
Memperoleh
kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat kemampuannya.
Menurut Elsbree
dan McNally ( 1959, dalam Purwanto, 1995: 190 ), tujuan diselenggarakannya
hubungan sekolah dengan masyarakat dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok,
sebagai berikut :
1.
Untuk
mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak.
2.
Untuk
mempertinggi tujuan –tujuan dan mutu kehidupan masyarakat.
3.
Untuk
mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam membantu pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah.[4]
Menurut Sutisna
( 1985 ) dalam hubungan sekolah dengan masyarakat memiliki fungsi-fungsi pokok
sekolah antara lain sebagai berikut :
a.
Mengabdi
selaku lembaga masyarakat.
b.
Melestarikan
dan memindahkan nilai-nilai kultural kepada generasi penerus.
c.
Mengembangkan
anak-anak dan para remaja pemahaman tentang dan penghargaan akan tata tertib
sosialnya.
d.
Menjamin
kemajuan sosial sejauh suatu lembaga sosial bisa menjamin kemajuan.[5]
Peran humas di
lembaga pendidikan ke depan antara lain :
a.
Membina
hubungan harmonis kepada publik internal dan publik eksternal.
b.
Membina
komunikasi dua arah kepada publik internal dan publik eksternal dengan
menyebarkan pesan, informasi dan publikasi hasil penelitian, dan berbagai
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pimpinan.
c.
Mengidentifikasi
dan menganalisis suatu opini atau berbagai persoalan, baik yang ada di lembaga
pendidikan maupun yang ada di masyarakat.
d.
Berkemampuan
mendengar keinginan atau aspirasi-aspirasi yang terdapat di dalam masyarakat.
e.
Bersikap
terampil dalam menterjemahkan kebijakan-kebijakan pimpinan yang baik.
C.
Prinsip dan Kaidah Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Untuk mencapai tujuan kerjasama sekolah dengan masyarakat ada
beberapa prinsip sebagai pedoman untuk melaksanakannya, seperti yang
dikemukakan oleh Elsbree, adalah sebagai berikut :
1.
Ketahuilah
apa yang anda yakini.
2.
Laksanakanlah
program pendidikan dengan baik dan bersahabat dengan masyarakat.
3.
Ketahuilah
masyarakat anda.
4.
Adakan
“ survey ” mengenai masyarakat didaerah tertentu.
5.
Bahan-bahan
dokumen.
6.
Keanggotaan
dalam organisasi masyarakat.
7.
Adakan
kunjungan ke rumah.
8.
Layani
masyarakat di daerah anda.
9.
Doronglah
masyarakat untuk melayani sekolah.[6]
Sedangkan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam rangka mengembangkan
program hubungan sekolah dengan masyarakat dalam manajemen sekolah, adalah
sebagai berikut :
1.
Keterpaduan
( integrating ), adalah keterkaitan antara kepala sekolah, masyarakat
dan keluarga yang merupakan satu kesatuan.
2.
Berkesinambungan
( continuiting ), adalah suatu proses yang berkembang terus menerus.
3.
Menyeluruh
( coverage ), merupakan bahwa penyajian fakta-fakta kepada masyarakat
itu menyeluruh seluruh aspek.
4.
Sederhana
( symplicity ), adalah bahwa informasi yang diberikan secara sederhana,
jelas, menimbulkan rasa suka, dan mudah dimengerti.
5.
Konstruktif
( contructiveness ), ialah bahwa informasi-informasi itu dapat membentuk
pendapat umum yang positif terhadap sekolah.
6.
Kesesuaian
( adaptability ), ialah hendaknya program sekolah itu memerhatikan dan
menyesuaikan dengan keadaan masyarakat sekitarnya.
7.
Luwes
( flexibility ), ialah program sekolah sewaktu-waktu mampu menerima
perubahan yang terjadi. ( Sahertian, 1994: 237-238 )
Sedangkan kaidah-kaidah hubungan sekolah dengan masyarakat
sebagaimana yang ada dalam al-Qur’an, yaitu :
a)
Harus
menggunakan perkataan yang benar, sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an
surat al-Ahzab ayat 70.
b)
Menggunakan
komunikasi yang dapat dipahami atau berbekas pada pihak lain, sebagaimana
firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Nisa’ ayat 63.
c)
Menggunakan
bahasa yang menyenangkan orang lain, seperti dalam firman Allah dalam al-Qur’an
surat al-Isra’ ayat 28.
d)
Menggunakan
komunikasi yang mulia, agung dan baik seperti
dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 23 dan 40, dan al-Nisa’ ayat 5.
e)
Menggunakan
komunikasi yang lemah lembut, dan bahasa yang kuat, serta berulang-ulang supaya
maksud kita tersampaikan dengan baik, seperti dalam al-Qur’an surat Thaha ayat
44, al-Muzammil ayat 1-7, al-Isra’ ayat 41.
f)
Menggunakan
sistem kelompok atau kerjasama dengan pihak lain dalam suatu urusan (
terorganisir dan termenej ), seperti al-Qur’an surat al-Nisa’ ayat 71.[7]
D.
Jenis-Jenis Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat itu dapat
digolongkan menjadi tiga jenis hubungan, yaitu sebagai berikut :
1.
Hubungan
edukatif, maksudnya adalah hubungan kerjasama dalam mendidik, ini terjadi anta
guru dan orang tua. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip
yang dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri peserta
didik.
2.
Hubungan
kultural, ialah usaha kerjasama antara sekolah dengan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat
tempat sekolah itu berada.
3.
Hubungan
institusional, ialah hubungan kerjasama antara sekolah dengan lembag-lembaga
atau instansi-instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti
kerjasama antara sekolah dengan sekolah lain, dengan kepala pemerintahan
setempat, jawatan penerangan, jawatan pertanian, perikan dan peternakan, yang
berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.[8]
E.
Unsur-Unsur yang Terlibat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
1.
Sekolah
Lembaga-lembaga formal atau sekolah adalah kelahiran dan
pertumbuhannya dri dan untuk masyarakat yang bersangkutan. Artinya di sini
sekolah menjadi pusat pendidikan formal yang merupakan perangkat masyarakat
yang diberi tugas untuk memberikan pendidikan. Fungsi memberikan pendidikan,
memang bukanlah sepenuhnya diserahkan kepada lembaga sekolah. Sekolah merupakan
lembaga sosial yang tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat, oleh
karena itu segala bentuk tujuan sekolah semuanya harus diarahkan pada
pembentukan corak pribadi dan kemampuan warga masyarakat.
2.
Orang
tua murid
Hubungan antara sekolah dan orang tua murid hendaknya dibawa ke
dalam hubungan yang konstruktif dengan program sekolah. Dalam perencanaan
hubungan antara guru dan kepala sekolah dan orang tua ini hendaknya didasarkan
atas pengertian dan penerimaan tujuan pendidikan. memberikan bantuan guru dan
orang tua agar dapat melihat kebutuhan akan pengertian untuk memperoleh
kerjasama baik yang didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi.
3.
Murid
dan guru
Murid dan guru merupakan unsur yang sangat penting di sekolah. Dia
berasal dari lingkungan masyarakat yaitu keluarga yang memperoleh ilmu
pengetahuan dan pendidikan dari sekolah dengan perantaraan guru. Namun tugas
seorang guru bukanlah hanya sekedar menyampaikan ilmu pengetahuannya kepada
anak didik saja, tetapi juga harus memperhatikan tingkah laku/perbuatan,
pergaulan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan murid.
F.
Teknik Operasional Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Tabel pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat di sekolah :
|
No
|
Kegiatan
|
Aplikasi
|
Penjelasan
|
|
1.
|
Education
weeks
|
Minggu
pengajaran
|
Sebagai kegiatan proses belajar mengajar ( kegiatan utam sekolah
).
|
|
2.
|
Recognition
days
|
Waktu ulangan
|
Untuk alat evaluasi, dalam mengambil keputusan atau adanya data
empirik yang tersedia sebagai alat analisa untuk pendidikan dan pengajaran.
|
|
3.
|
Home visits
|
Kunjungan
rumah
|
Dilakukan untuk konsultasi dalam memecahkan masalah anak didik.
|
|
4.
|
Teacher aids
|
Media
pengajaran guru
|
Merupakan alat bantu pengajaran, sehingga dalam proses belajar
mengajar, memudahkan guru untuk menyampaikan materi pelajaran dan sekaligus
mempermudah peserta didik memahami pelajaran.
|
|
5.
|
Card
|
Kartu
|
Untuk keperluan tertentu, maka dapat digunakan kartu, contoh :
kartu konsultasi, kartu prestasi, dst.
|
|
6.
|
Parent-teachar
conference
|
Pertemuan
orang tua dengan guru
|
Dalam rangka menjalin komunikasi antara orang tua siswa dan guru.
Hasil antara yang diinginkan adalah adanya rasa pelibatan yang dimiliki orang
tua, sehingga mau turut serta dalam pengembangan pendidikan.
|
|
7.
|
Open house
|
Silaturrahmi
|
Pada waktu-waktu tertentu, maka dapat diadakan silaturrahmi,
biasanya dalam hari raya.
|
|
8.
|
Speaker
beareu
|
Bagian
kehumasan
|
Secara khusus guru perlu memilih topik yang berkenaan dengan
pembicaraan di perkumpulan, kelompok atau organisasi.
|
|
9.
|
Home study
|
Pekerjaan
rumah
|
Kegiatan belajar siswa di kelas, akan lebih bagus lagi bila didukung
dengan adanya kelanjutan pengulangan pelajaran di rumah, ini bisa dilakukan
dengan memberi pekerjaan rumah bagi siswa untuk memantapan kemampuan yang
telah diperoleh di kelas.
|
|
10.
|
School and
classroom newslatter
|
Berita
sekolah dan kelas
|
Wahana komunikasi tertulis di sekolah dibutuhkan untuk
mengabarkan berita-berita umum yang ada di lingkungan sekolah.
|
|
11.
|
Calendar
|
Kalender
|
Berfungsi sebagai prestise, dan juga bisa untuk mengikat
perhatian orang tua dan siswa beserta guru dalam waktu yang selalu terkait
dengan perhatian kepala sekolah.
|
|
12.
|
Voting
remainder card
|
Kartu saran
|
Bila sesuatu terjadi dan tidak dikehendakioleh siapapun dan ini
merupakan hal yang perlu disampaikan kepada pihak pengelola lembaga
pendidikan, maka yang bersangkutan bisa menuliskannya melalui kartu saran
yang berkaitan erat dengan kotak saran.
|
|
13.
|
Success card
|
Piagam
penghargaan
|
Apabila ada siswa atau orang tua yang telah turut serta dan
memberikan perhatian secara khusus kepada sekolah atau pemenang lomba yang
diadakan oleh sekolah.
|
|
14.
|
Local
newspaper
|
Surat kabar
lokal
|
Berita –berita sekolah maupun berita dari rumah yang kira-kira
akan bermanfaat bagi para warga sekolah jika mengetahuinya akan lebih bagus
bila dianut dalam surat kabar lokal yang diterbitkan sendiri oleh sekolah,
bisa juga berita domestik atau manca negara yang disesuaikan dengan misi
surat kabar.
|
|
15.
|
Career
specialities
|
Spesialisasi
karier
|
Bimbingan karir akan sangat bermanfaat bagi para siswa dalam
menentukan peran masa depan apa yang dapat dimainkan mereka, sehingga sejak
dini sudah bisa di pupuk dan dikembangkan secara luas.
|
|
16.
|
Slide
presentation
|
Slide
presentasi
|
Jika dalam memberikan presentasi kepada guru-guru atau siswa,
akan lebih bagus bila menggunakan slide presentasi, namun mengingat alokasi
dana yang cukup besar saat membuat slide, maka alternatif yang ada saat ini
bisa menggunakan soft ware power point.
|
|
17.
|
Coffee hour
|
Acara minum
kopi
|
Menjalin partisipasi antar sesama komponen dalam lembaga
pendidikan sangat penting, olehnya dapat selalu diupayakan acara-acara yang
bisa membangun hubungan erat antar siswa, orang tua siswa dan guru.
|
|
18.
|
Activity
display
|
Pajangan
kegiatan
|
Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, sebaiknya di
pajang di papan tersendiri, ini untuk memberikan sugesti kepada warga yang
belum sempat ikut untuk mempertimbangkan lagi untuk ikut serta sesegera
mungkin dan bagi yang sudah ikut akan semakin rutin lagi mengikuti kegiatan
yang diadakan.
|
|
19.
|
Class project
in the community
|
Bakti sosial
masyarakat
|
Siswa bagian dari masyarakat, untuk itu akan lebih bermakna hidup
bermasyarakat jika mau turut serta membantu sesama warga yang kurang
beruntung. Ini tidak hanya ditanamkan di kelas, tapi harus terjun langsung ke
masyarakat.
|
|
20.
|
Letter to the
editor
|
Surat
pengaduan
|
Keluhan atau sumbang saran yang sifatnya umum dari orang tua
siswa, siswa, maupun guru bisa disampaikan kepada pihak sekolah, khususnya
dalam hal ini editor surat kabar atau bulletin yang diterbitkan oleh sekolah.
|
|
21.
|
Public
performance
|
Pementasan
atau pertunjukan
|
Apresiasi terhadap kreativitas siswa dapat diwujudkan dalam
pementasan berkala, di samping itu akan memberikan rasa percaya diri kepada
siswa dan kebanggaan orang tua, hal ini yang ingin dicapai adalah adanya
sosialisasi siswa kepada masyarakat.
|
|
22.
|
Fairs and
tours
|
Study
lapangan
|
Wawasan atau pengetahuan tentang lingkungan, alam, kenyataan
langsung, dll dapat dibina melalui kunjungan ke obyek langsung, sehingga
gambaran yang diperoleh siswa akan lebih utuh dan lebih jelas.
|
|
23.
|
Telephone
hotline
|
Telepon
konsultasi
|
Adakalanya permasalahan yang dihadapi siswa atau masyarakat
begitu berat dan susah untuk di ungkapkan kepada orang lain, hingga telepon
konsultasi bisa memecahkan persoalan ini. Di samping itu dengan melalui
telepon konsultasi akan lebih terbuka tanpa tahu identitas penelpon sekaligus
memberi rasa aman bagi penelpon dalam mebicarakan masalahnya secara terbuka
tanpa dihantui rasa takut untuk diketahui oleh orang lain.
|
|
24.
|
Strategy
borrowing
|
Strategi
peminjaman
|
Hal ini upaya saling meminjamkan fasilitas yang sekiranya
dimiliki orang tua atau sekolah.
|
|
25.
|
Suggestion
boxes
|
Kotak saran
|
Kotak saran berfungsi sebagi tempat penampungan kartu saran dan
harus diambil dan diperiksa secara berkala oleh pengelola. Tentunya kemudian
harus diupayakan penanggulangan keluhan segera mungkin atau memberi jawaban
keluhan yang masuk tidak dengan kata-kata tetapi dengan aksi.
|
G.
Penyelenggaraan
humas pendidikan
Penyelenggaraan humas pendidikan dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari
segi proses dan dari segi jenis kegiatan.
1.
Dari Segi Proses
Dari segi proses, humas pendidikan meliputi kegiatan:
a. Perencanaan
program.
Dalam merencanakan humas pendidikan perlu
dipertimbangkan beberapa hal, antara lain: dana yang tersedia, keadaan
masyarakat, areal jangkauan, sarana serta media dan teknik yang digunakan.
Untuk itu dapat dilakukan beberapa kegiatan antara lain :
1) Mengembangkan
kebijaksanaan.
2) Perlu
memahami kegiatan masyarakat.
3) Menentukan
sasaran dan jenis kegiatan
4) Menentukan
kriteria
b. Pengorganisasian
Perlu disusun hubungan sekolah dan
masyarakat secara baik dan terencana. Hubungan ini harus dikoordinasikan oleh
kepala sekolah dengan pihak-pihak terkait.
c. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan yang perlu diperhatikan
adalah adanya koordinasiantara bagian-bagian yang terkait dalam melakukan
kegiatan humas tersebut. Begitu juga dalam penggunaan waktu perlu adanya
sinkronisasi dengan perencanaan yang telah dibuat.
d. Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan untuk mengetahui
efektivitas dan efisiensi usaha
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
2. Dari segi
kegiatan
Dari segi
kegiatan, humas tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara:
a. Tatap muka,
teknik tatap muka tersebut dapat berupa:
1. Tatap muka
kelompok
2. Tatap muka
individual
3. Kunjungan ke
sekolah
4. Kunjungan
kerumah murid
b. Laporan
kepada orang tua
Laporan
sekolah kepada orang tua dapat berupa buku rapor, yaitu buku kemajuan- kemajuan
hasil belajar anak di sekolah.
c. Publikasi
sekolah
Publikasi
sekolah adalah kegiatan memberikan informasi kepada orang tua/wali murid dan
pihak-pihak yang membutuhkan tentang kegiatan-kegiatan yang telah dan yang akan
dilakukan sekolah. Kegiatan ini dimaksud agar sekolah dapat dukungan positif
dari orang tua/wali kelas dan dari masyarakat pada umumnya
·
Organisasi Hubungan Sekolah dan
Masyarakat ( Komite Sekolah )
Menurut Djam’an Satori (2001)
diperlukan adanya wadah untuk menampung dan menyalurkan aspirasi, harapan dan
stakeholder sekolah. Wadah tersebut berfungsi sebagai forum dimana representasi
para stakeholder sekolah terwakili secara proposional. Dalam berbagai dokemen
yang ada dan konsensus yang telah muncul dalam berbagai forum, wadah ini diberi
nama Komite Sekolah. Badan sejenis ini di Australia disebut “School Council”.
Dalam pengertian lain, Djam’an
Satori menyebutkan bahwa komite sekolah merupakan suatu badan yang berfungsi
sebagai forum resmi untuk mengakomodasikan dan membahas hal-hal yang menyangkut
kepentingan kelembagaan sekolah. Hal-hal tersebut meliputi :
1.
Penyusunan perencanaan strategi sekolah, yaitu strategi pengembangan
sekolah dalam perspektif 3-4 tahun mendatang. Dalam dokumen ini juga dibahas
visi dan misi sekolah, analisis posisi untuk mengkaji kekuatan, kelemahan,
peluang, dan tantangan yang dihadapi, kajian isu-isu strategi sekolah,
perumusan program-program, perumusan strategi pelaksanaan program, cara
pengendalian dan evaluasinya.
2. Penyusunan perencanaan tahunan sekolah,
yang merupakan elaborasi dari
perencanaan strategi sekolah. Dalam perencanaan tahunan ini yang dibahas adalah
program-program operasional yang merupakan implementasi program prioritas yang
dirumuskan dalam perencanaan strategi sekolah yang disertai perencanaan
anggarannya.
3.
Mengadakan pertemuan untuk menampung dan membahas berbagai kebutuhan,
masalah, aspirasi serta ide-ide yang disampaikan oleh anggota komite sekolah.
Hal-hal tersebut merupakan refleksi kepeduliaan para stakeholder sekolah
terhadap berbagai aspek kehidupan sekolah yang ditunjukkan pada upaya-upaya
perbaikan, kemajuan dan pengembangan sekolah.
4.
Memikirkan upaya-upaya untuk memajukan sekolah, terutama yang menyangkut
kelengkapan fasilitas sekolah, fasilitas pendidikan, pengadaan biaya pendidikan
bagi pengembangan keunggulan kompetitif dan komparatif sekolah sesuai dengan
aspirasi stakeholder sekolah. Perhatian terhadap masalah ini dimaksudkan agar
sekolah setidak-tidaknya memenuhi standar pelayanan minimum.
5.
Mendorong sekolah untuk melakukan internal monitoring (school
self-assesment) dan melaporkan hasilnya untuk dibahas dalam forum komite
sekolah.
6.
Membahas hasil-hasil tes standar yang dilakukan oleh lembaga atau
institusi eksternal dalam menjaga
jaminan mutu (quality assurance) serta memelihara kondisi pembelajaran sekolah
sesuai dengan tuntutan standar minimum kompetensi siswa (basic minimum
competency) seperti yang diatur dalam PP No.25 tahun 2000.
7.
Membahas laporan tahunan sekolah sehingga memperoleh penerimaan komite
sekolah. Laporan tahuan sekolah tersebut selanjutnya disampaikan kepada Kantor
Dinas Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten. Review sekolah merupakan kegiatan
pentimg untuk mrngetahui keunggulan suatu sekolah disertai analisis kondisi-kon
disi pendukungnya, atau sebaliknya untuk mengetahui kelemahan-kelemahan sekolah
disertai analisi faktor-faktor penyebabnya. Review sekolah merupakan media untuk
saling mengisi pengalaman sekaligus saling belajar antarsekolah dalam upaya
meningkatkan kinerjanya masing-masing.
8.
Memantau kinerja sekolah, yang meliputi manajemen sekolah, kepemimpinan
kepala sekolah, mutu belajar mengajar termasuk kinerja para guru, hasil belajar
para siswa, disiplin dan tata tertib sekolah, baik dalam aspek intra maupun
ekstrakulikuler.
Komite sekolah menurut Djam’an
Satori (2001),berbeda dengan BP3.Dalam peran dan fungsinya yang berjalan
sekarang,kemitraan BP3 terbatas pada aspek-aspek pemenuhan kebutuhan
finansial,sarana-sarana sekolah dan fasilitas pendidikan. Dalam Kepmendiknas
No.044/U/2002 tanggal 12 April 2002,disebutka bahwa komite sekolah adalah badan
mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan
mutu,pemerataan,dan efisiensi pengelolahan pendidikan di satuan pendidikan,baik
pada pendidikan sekolah,jalur sekolah,maupun jalur pendidikan luar sekolah.
Djam’an Satori (2001)
menyebutkan,anggota komite ini terdiri dari: kepala sekolah, perwakilan guru,
perwakilan murid,perwakilan orang tua murid,perwakilan tokoh masyarakat
setempat yang menaruh kepedulian terhadap kemajuan pendidkan
diwilayahnya,perwakilan dari unsur pengendalian mutu pendidikan yaitu pengawas
sekolah.Struktur Komite Sekolah menggambarkan tugas-tugas menjadi kepedulian
Komite Sekolah.Komite sekolah terdiri dari ketua,sekretaris,bendahara,dan
kelompok anggota yang menangani urusan-urusan khusus.
Menurut Kepmendiknas RI
No.044/U/2002 tanggal 2 April 2002,keanggotaan Komite Sekolah terdiri dari: (1)
unsur masyarakat yang bisa saja berasal dari orang tua atau wali peserta
didik,tokoh masyarakat,tokoh pendidikan,tokoh dunia usaha/industri,organisasi
profesi, tenaga pendidikan,wakil alumni,wakil peseta didik, (2) unsur dewan guru,yayasan atau lembaga
penyelenggara pendidikan,Badan Pertimbangan Desa dapat pula dilibatkan sebagai
anggota Komite Sekolah (maksimal 2 orang).Anggota komite sekolah
sekurang-kurangnya terdiri atas ketua, sekertaris, bendahara.Pengurus dipilih
dari anggota. Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan.
·
Evaluasi
Pelaksanaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Evaluasi dalam suatu organisasi
pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya untuk mengetahui
berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan, kemajuan, dan kemunduran suatu
program yang dijalankan dalam organisasi pendidikan. Evaluasi akan sesuai
dengan apa yang diharapkan apabila pelaksanaannya dilaksanakan secara continue
dan mempertimbangkan accountability. Apabila hal tersebut tidak
dilaksanakan, dalam pelaksanaan evaluasi selanjutnya akan mengalami suatu
kendala khususnya dalam upaya pengembangan organisasi pendidikan selanjutnya.
Dalam kaitanya
dengan pelaksaan program hubungan masyarakat di lembaga pendidikan, posisi
evaluasi sangat strategis dalam upaya menentukan arah kebijakan selanjutnya
bagi suatu lembaga pendidikan. Suatu evaluasi yang dilaksanakan akan menjadi
efisien, efektif dan bermanfaat bagi lembaga atau sekolah yang akan
berimplikasi pada kemajuan sekolah.
Prosedur dalam pengadaan evaluasi
dapat dibagi atas beberapa langkah. Mengenai pembagian langkah-langkah pokok
dalam evaluasi ini, Muchtar Buckhori mengatakan bahwa langkah-langkah pokok
dlam evaluasi terdiri dari :
1.
Perencanaan
yang berkaitan dengan tujuan dari evaluasi
Perumusan
tujuan evaluasi merupakan hal pertama yang harus dilakukan karena tujuan
evaluasi yang hendak dilaksanakan dalam suatu proses pelaksanaan program humas
didasarkan atas tujuan yang hendak dicapai dalam program tersebut.
2.
Pengumpulan
data
Langkah pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa sublangkah,
yaitu pelaksanaan evaluasi, memeriksa
hasil-hasil evaluasi, dan memberi kode atau skor.
3.
Analisis
data
Agar
memperoleh gambaran yang jelas, kode atau skor yang diperoleh harus dianalisis
lebih lanjut. Sehubungan dengan hal ini, hal yang perlu dilakukan adalah teknik
mengolah data atau analisis data biasanya diklasifikasikan menjadi dua macam,
yaitu pengolahan secara statistik (statistical analysis) dan pengolahan
buka secara statistik (nonstatistical analysis).
4.
Penafsiran
data
Interpretasi atau menafsirkan data maksudnya adalah suatu
pernyataan (statement) tentang hasil penggolongan data. Interpretasi
terhadap suatu hasil evaluasi didasarkan atas kriteria tertentu. [9]
Selain itu, terdapat beberapa metode
penilaian guna menilai suatu pelaksanaan program humas yang dilaksanakan pada
suatu lembaga pendidikan, diantaranya adalah:
1.
Observasi
Penilaian melalui observasi ini
membutuhkan pedoman karena dilakuka secara tidak formal untuk melihat
pengaruh-pengaruh program-program hubungan masyarakat yang sedang dilaksanakan.
Pengukuran melalui program ini memang sulit, tetapi dapat dilihat antara lain
dari perubahan sikap guru-guru, pegawai,wali murid, masyarakat sekitar sekolah,
sikap murid, hubungan kemanusiaan mereka, adanya minat dari guru untuk memikirkan kesejahteraan peserta didik dan
lain sebagainya.
2.
Perekaman
Dengan merekam komentar-komentar,
saran-saran, dan opini warga masyarakat, baik dari orang tua murid dan tokoh
masyarakat merupakan metode yang efektif untuk melihat keefektifan program
tersebut. Contoh dalam metode perekaman ini adalah dengan pemanfatan stasiun
radio yang berada pada lembaga
pendidikan dengan cara membuka online saran dan kritik tehadap lembaga
pendidikan yang ada melalui acara khusus yan disiarkan langsung oleh lembaga
pendidikan yang bersangkutan dengan melibatkan unsur-unsur pendidikan yang ada.
3.
Peneilitian
Melalui Telepon
Melalui penelitian atau pelacakan
dengan telepon, dapat melihat bagaimana pendapat orang tua murid atau
masyarakat terhadap program sekolah, program TV sekolah, artikel-artikel,
cerita-cerita dalam surat kabar sekolah/majalah sekolah dan sebagainya.
4.
Panel
Metode ini adalah suatu metode yang
sering dilakukan oleh berbagai lembaga pendidikan dalam upaya untuk memecahkan
berbagai problematika yang melilit di sekolah untuk kemudian didiskusikan
dengan para wali murid, alumni, dan masyarakat dalam upaya mencari penyelesaian
masalah. Melalui metode ini, dapat diperoleh pendalaman pendapat dari pengikut
panel tentang keefektifan program yang telah dilakukan oleh sekolah.
5.
Kuisioner
Metode ini berupa pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan kepada wali murid dan masyarakat dalam kaitannya dengan berbagai
kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh sekolah atau berupa penawaran
kegiatan yang akan dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan dari sekolah selama ini. Kuesioner ini dibuat praktis dan mudah
diisi oleh mereka sehingga mereka cepat mengisinya. Kuesioner ini diberikan
kepada orangtua murid atau masyarakat yang hadir para suatu kegiatan-kegiatan
khusus diadakan oleh sekolah.
6.
Pol Pendapat.
Pelaksanaan metode ini dengan
melalui wawancara langsung kepada para responden dari suatu sampel yang diambil
secara acak. Metode ini sangat baik karena mereka akan terbuka untuk memberi
opini tentang pelaksanaan program tersebut. Sebaiknya, wawancara ini sudah
dipersiapkan dengan pedoman wawancara.[10]
|
Manfaat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
|
|
|
Bagi Sekolah
|
Bagi Masyarakat
|
|
1.
Memperbesar
dorongan untuk mawas diri.
2.
Memudahkan
memperbaiki pengelolaan sekolah.
3.
Mengurangi
miskonsepsi masyarakat tentang sekolah.
4.
Mendapatkan
kritik dan saran dari masyarakat.
5.
Memudahkan
meminta bantuan dan dukungan dari masyarakat.
6.
Memud
7.
ahkan
pengguna media pendidikan di masyarakat.
8.
Memudahkan
pendataan narasumber.
|
1.
Mengetahui
aktivitas sekolah dan program-programnya.
2.
Kebutuhan
masyarakat terhadap keberadaan sekolah lebih mudah terwujudkan.
3.
Mendapatkan
nilai tambah dalam hal inovasi dan kreativitas sekolah.
4.
Memberikan
harapan yang lebih baik terhadap masa depan anak-anak.
5.
Menyalurkan
dukungan (amal, zakat, dan infaq) dai masyarakat
6.
Mendorong
terciptanya masyarakat madani.
|
.
H.
Contoh
Program Kerja Waka (Wakil Kepala) Sekolah Bidang Humas :
|
PROGRAM
|
TUJUAN
|
BENTUK
KEGIATAN
|
|
a. Menyusun dan melaksanakan
program pembinaan hubungan:
|
||
|
Contoh Program Kerja Waka (Wakil Kepala) Sekolah Bidang
Humas dan Kemitraan untuk Tingkat SMP |
Contoh Program Kerja Waka (Wakil Kepala) Sekolah Bidang
Humas dan Kemitraan untuk Tingkat SMP |
Contoh Program Kerja Waka (Wakil Kepala) Sekolah Bidang
Humas dan Kemitraan untuk Tingkat SMP |
|
2) Warga sekolah dengan kelurga
besarnya,
|
Terciptanya hubungan yang serasi
dan harmonis antar warga sekolah dengan keluarga besar sekolah
|
|
|
3) Warga sekolah dengan lingkungan
masyarakat sekitar
|
Terciptanya hubungan yang baik
antara warga sekolah dengan lingkungan masyarakat sekitar
|
|
|
4) Sekolah dengan instansi lain
yang terkait .
|
Terjalinnya hubungan yang harmonis
antara sekolah dengan instansi lain yang terkait
|
|
|
b. Menyusun dan melaksanakan
program kemitraan dengan lembaga lain yang
relevan, berkaitan dengan input, proses, output, dan
pemanfaatan lulusan
|
||
|
|
Terjalinnya hubungan yang serasi
dengan lembaga lain yang relevan
|
1. 1.Mengadakan ssosialisasi
penerimaan peserta didik (PPD) ke SD / MI
1.2.Menyelenggarakan PPD
|
|
||
|
c. Menyusun dan melaksanakan
program kegiatan bakti sosial, karya
wisata, dan pameran hasil pendidikan,
promosi sekolah
|
||
|
|
Terjalinnya hubungan harmonis
dengan masyarakat,lingkungan sekitar,lembaga sekolah maupun instansi-instansi
lainnya
|
|
·
Daftar
pertanyaan dalam diskusi :
1.
Umi
Choirin M.
Jelaskan
maksud penilaian dalam evaluasi pelaksanaan program humas!
2.
Binti
Fatkhiyatul M.
Dalam
strategi pemasaran banyak sekolah yang memaparkan fasilitas menarik tapi
ternyata bohong. Bagaimana tanggapan anda?
3.
Kukuh
Budhi Dharma
Hubungan
sekolah dengan masyarakat (humas) seharusnya menjalin hubungan baik dengan
masyarakat, tapi di STAIN banyak laporan mengenai kos-kos an yang campur laki-laki
dengan perempuan. Bagaimana tanggapan anda?
|
|
|||
BAB III
KESIMPULAN
Administrasi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan usaha dan kegiatan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan.
Sedangkan
pengertian secara umum administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat
merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara
sengaja atau sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan
simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publik pada khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah atau
pendidikan semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
Oleh karena
itu, peran administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat (humas) sangat
penting didalam organisasi sekolah. Karena ia memiliki tugas serta peran
tersendiri bagi kemajuan lembaga pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Piet A.
Sahertian, Administrasi Pendidikan di Sekolah ( Surabaya: Usaha
Nasional, 1994 )
Mulyono,
Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan ( Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008 )
Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998 ) Nasution,Zulkarnain Manajemen HUMAS di Lembaga Pendidikan : Konsep,
Fenomena, dan Aplikasinya ( Malang: UMM Press, 2010 )
Soetopo , Hendyat
dan Wasty Sumanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan ( Surabaya:
Usana Offset, t.t )
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998 )
[1] Piet A.
Sahertian, Administrasi Pendidikan di Sekolah ( Surabaya: Usaha
Nasional, 1994 ), hal 233
[2] Mulyono,
Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan ( Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008 ), hal 205-206
[3] Ibid., hal 211
[4] M.
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan ( Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1998 ), hal 190
[5] Zulkarnain
Nasution, Manajemen HUMAS di Lembaga Pendidikan ; Konsep, Fenomena, dan
Aplikasinya ( Malang: UMM Press, 2010 ), hal 32
[6] Hendyat
Soetopo dan Wasty Sumanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan (
Surabaya: Usana Offset, t.t ), hal 243-246
[7] Mulyono,
Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan ( Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008 ), hal 214-218
[8] M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998 ), hal 193-196
[9] Sri
Minarti, Manajemen Sekolah,(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2011), hlm.312
[10] Soekarto
Indrafachrudi, Bagaimana Mengakrabkan Sekolah dan Masyarakat (Malang:IKIP
Malang, 1994), hlm. 138
0 komentar:
Posting Komentar