Kamis, 21 Mei 2015

hubungan sekolah dengan masyarakat

Diposting oleh Unknown di 02.10


ADMINISTRASI HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Administrasi Pendidikan
Dosen Pengampu   Ahmad Rifa’i, M.Pdi


Disusun oleh:
Binazir T. M.                           932501812
Maria Ulfa                               932520112
Ringga Budi S.                       932510212

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI
2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latang Belakang
Pada hakikatnya sekolah merupakan lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota-anggota masyarakat dalam pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Kemajuan masyarakat dan sekolah itu saling berkorelasi, karena keduanya saling membutuhkan. Lembaga sekolah itu tidak dapat terpisah dengan masyarakat, masyarakat adalah pemilik sekolah, sekolah itu ada karena masyarakat memerlukannya.
Dari sejarah kita mengetahui bahwa pada zaman kolonial Belanda dahulu, sekolah-sekolah sengaja diisolasikan dari kehidupan masyarakat sekitarnya. Tetapi pada zaman sekarang sekolah merupakan lembaga pendidikan yang seharusnya mendidik para generasi muda yang akan membawa perubahan pada negara ini danjuga untuk hidup di masyarakat. Maka sekolah haruslah menjadi tempat pembinaan dan pengembangan ketrampilan, pengetahuan, serta kebudayaan yang sesuai dan yang dikehendaki oleh masyarakat tempat pendidikan itu didirikan. Sebaliknya, masyarakat harus membantu dan bekerja sama dengan sekolah agar apa yang di olah dan dihasilkan sekolah sesuai dengan apa yang dikehendaki dan dibutuhkan masyarakat.
Dari penjelasan di atas, maka dapat diketahui betapa pentingnya sekolah itu harus berintegrasi dengan masyarakat, karena dengan adanya hubungan ini tujuan pendidikan yang telah dituliskan yang benar-benar sesuai perkembangan kebutuhan masyarakat yang selalu berkembang menuju kemajuan. Untuk mengetahui lebih lanjut yang berkaitan dengan hubungan sekolah dengan masyarakat, mari kita diskusikan terkait masalah yang berkaitan dengan hubungan sekolah dengan masyarakat ini dan menyempurnakan kekurangan dari makalah kami ini.

B.            Rumusan Masalah
1.             pengertian administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat ?
2.             Tujuan, fungsi, dan peran hubungan sekolah dengan masyarakat ?
3.             Prinsip dan kaidah hubungan sekolah dengan masyarakat ?
4.             Jenis-jenis dan teknik operasional hubungan sekolah dengan masyarakat ?
5.             Unsur-unsur yang terlibat hubungan sekolah dengan masyarakat ?
6.             Evaluasi pelaksanaan humas, prosedur, dan fungsinya hubungan sekolah dengan masyarakat ?




BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (HUMAS)
Administrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan. Dan dalam kamus Koenen’s Endepols: Administrasi (Belanda: administratie) berasal dari bahasa Latin “administration” dengan kata kerja “administrare” yang berarti mengemudikan, mengendalikan, dan mengawasi pelaksanaannya (1923: 28). Dalam arti sempit administrasi berarti pekerjaan tulis menulis (Inggris: clerical work). Sedangkan dalam arti luas, administrasi merupakan kegiatan yang komperehensip (menyeluruh), yakni yang bersangkutan dengan pengolahan keseluruhan dari awal hingga mencapai hasil akhir.
Sedangkan pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat menurut Kindred Leslie dalam bukunya “ School Public Relation ” adalah sebagai berikut : “ School public relation is a process of communication between the school and community for purpose of increasing citizen understanding and educational needs and practices and encouraging intelligent citizen interest and cooperation in the work of improving the school. ” Hubungan masyarakat dengan sekolah adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan maksud meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktek pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama warganya dalam usaha memperbaiki sekolah.[1]
Pengertian administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja atau sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publik pada khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Humas sebagai penghubung dari pihak sekolah dengan masyarakat harus selalu dipelihara dengan baik karena sekolah akan selalu berhubungan dengan masyarakat, tidak bisa lepas darinya sebagai partner sekolah dalam mencapai kesuksesan sekolah itu sendiri. Prestise sekolah semakin tinggi di mata masyarakat jika sekolah mampu melahirkan peserta didik yang cerdas, berkepribadian dan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya dalam memajukan masyarakat.
Kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan di sekolah harus pandai-pandai menyusun program yang dapat menampung berbagai aspirasi yang ada dalam masyarakat. Dengan jalan demikian akan terjadi penyatuan variasi pendapat dalam lingkungan masyarakat sehingga terbentuk pengertian yang utuh.
Ada beberapa jalan yang dapat ditempuh dalam membentuk “public opinion” tersebut antara lain:
a.    Tingkat kan pengertian masyarakat akan policy pendidikan di sekolah.
b.    Tanamkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan-kebutuhan sekolah.
c.    Gali minat dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya peningkatan diri nya.
d.   Tunjuk kan kepada masyarakat akan kegiatan-kegiatan sekolah.
e.    Dorong masyarakat dengan cara bijaksana untuk memahami dan membantu kegiatan sekolah.

Dilihat dari tata cara kerjanya, hubungan sekolah dengan masyarakat dapat diartikan sebagai teknik kemanusiawian, teknik kemasyarakatan, dan teknik kesepakatan.[2]

B.            Tujuan dan Fungsi Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
          Menurut T. Sianipar ( 1984, dalam Purwanto, 1995: 189-190 ) meninjaunya dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri.
          Ditinjau dari kepentingan sekolah, adalah sebagai berikut :
1.    Memelihara kelangsungan hidup sekolah.
2.    Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
3.    Memperlancar proses belajar mengajar.
4.    Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.[3]

Ditinjau dari kepentingan masyarakat, adalah sebagai berikut :
1.    Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam bidang mental spiritual.
2.    Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
3.    Menjalin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
4.    Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat kemampuannya.
Menurut Elsbree dan McNally ( 1959, dalam Purwanto, 1995: 190 ), tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dengan masyarakat dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok, sebagai berikut :
1.    Untuk mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak.
2.    Untuk mempertinggi tujuan –tujuan dan mutu kehidupan masyarakat.
3.    Untuk mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam membantu pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah.[4]

Menurut Sutisna ( 1985 ) dalam hubungan sekolah dengan masyarakat memiliki fungsi-fungsi pokok sekolah antara lain sebagai berikut :
a.    Mengabdi selaku lembaga masyarakat.
b.    Melestarikan dan memindahkan nilai-nilai kultural kepada generasi penerus.
c.    Mengembangkan anak-anak dan para remaja pemahaman tentang dan penghargaan akan tata tertib sosialnya.
d.   Menjamin kemajuan sosial sejauh suatu lembaga sosial bisa menjamin kemajuan.[5]

Peran humas di lembaga pendidikan ke depan antara lain :
a.    Membina hubungan harmonis kepada publik internal dan publik eksternal.
b.    Membina komunikasi dua arah kepada publik internal dan publik eksternal dengan menyebarkan pesan, informasi dan publikasi hasil penelitian, dan berbagai kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pimpinan.
c.    Mengidentifikasi dan menganalisis suatu opini atau berbagai persoalan, baik yang ada di lembaga pendidikan maupun yang ada di masyarakat.
d.   Berkemampuan mendengar keinginan atau aspirasi-aspirasi yang terdapat di dalam masyarakat.
e.    Bersikap terampil dalam menterjemahkan kebijakan-kebijakan pimpinan yang baik.

C.           Prinsip dan Kaidah Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Untuk mencapai tujuan kerjasama sekolah dengan masyarakat ada beberapa prinsip sebagai pedoman untuk melaksanakannya, seperti yang dikemukakan oleh Elsbree, adalah sebagai berikut :
1.    Ketahuilah apa yang anda yakini.
2.    Laksanakanlah program pendidikan dengan baik dan bersahabat dengan masyarakat.
3.    Ketahuilah masyarakat anda.
4.    Adakan “ survey ” mengenai masyarakat didaerah tertentu.
5.    Bahan-bahan dokumen.
6.    Keanggotaan dalam organisasi masyarakat.
7.    Adakan kunjungan ke rumah.
8.    Layani masyarakat di daerah anda.
9.    Doronglah masyarakat untuk melayani sekolah.[6]
Sedangkan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam rangka mengembangkan program hubungan sekolah dengan masyarakat dalam manajemen sekolah, adalah sebagai berikut :
1.    Keterpaduan ( integrating ), adalah keterkaitan antara kepala sekolah, masyarakat dan keluarga yang merupakan satu kesatuan.
2.    Berkesinambungan ( continuiting ), adalah suatu proses yang berkembang terus menerus.
3.    Menyeluruh ( coverage ), merupakan bahwa penyajian fakta-fakta kepada masyarakat itu menyeluruh seluruh aspek.
4.    Sederhana ( symplicity ), adalah bahwa informasi yang diberikan secara sederhana, jelas, menimbulkan rasa suka, dan mudah dimengerti.
5.    Konstruktif ( contructiveness ), ialah bahwa informasi-informasi itu dapat membentuk pendapat umum yang positif terhadap sekolah.
6.    Kesesuaian ( adaptability ), ialah hendaknya program sekolah itu memerhatikan dan menyesuaikan dengan keadaan masyarakat sekitarnya.
7.    Luwes ( flexibility ), ialah program sekolah sewaktu-waktu mampu menerima perubahan yang terjadi. ( Sahertian, 1994: 237-238 )

Sedangkan kaidah-kaidah hubungan sekolah dengan masyarakat sebagaimana yang ada dalam al-Qur’an, yaitu :
a)    Harus menggunakan perkataan yang benar, sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 70.
b)   Menggunakan komunikasi yang dapat dipahami atau berbekas pada pihak lain, sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Nisa’ ayat 63.
c)    Menggunakan bahasa yang menyenangkan orang lain, seperti dalam firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 28.
d)   Menggunakan komunikasi yang mulia,  agung dan baik seperti dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 23 dan 40, dan al-Nisa’ ayat 5.
e)    Menggunakan komunikasi yang lemah lembut, dan bahasa yang kuat, serta berulang-ulang supaya maksud kita tersampaikan dengan baik, seperti dalam al-Qur’an surat Thaha ayat 44, al-Muzammil ayat 1-7, al-Isra’ ayat 41.
f)    Menggunakan sistem kelompok atau kerjasama dengan pihak lain dalam suatu urusan ( terorganisir dan termenej ), seperti al-Qur’an surat al-Nisa’ ayat 71.[7]

D.           Jenis-Jenis Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat itu dapat digolongkan menjadi tiga jenis hubungan, yaitu sebagai berikut :
1.    Hubungan edukatif, maksudnya adalah hubungan kerjasama dalam mendidik, ini terjadi anta guru dan orang tua. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip yang dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri peserta didik.
2.    Hubungan kultural, ialah usaha kerjasama antara sekolah dengan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada.
3.    Hubungan institusional, ialah hubungan kerjasama antara sekolah dengan lembag-lembaga atau instansi-instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti kerjasama antara sekolah dengan sekolah lain, dengan kepala pemerintahan setempat, jawatan penerangan, jawatan pertanian, perikan dan peternakan, yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.[8]

E.            Unsur-Unsur yang Terlibat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
1.      Sekolah
Lembaga-lembaga formal atau sekolah adalah kelahiran dan pertumbuhannya dri dan untuk masyarakat yang bersangkutan. Artinya di sini sekolah menjadi pusat pendidikan formal yang merupakan perangkat masyarakat yang diberi tugas untuk memberikan pendidikan. Fungsi memberikan pendidikan, memang bukanlah sepenuhnya diserahkan kepada lembaga sekolah. Sekolah merupakan lembaga sosial yang tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat, oleh karena itu segala bentuk tujuan sekolah semuanya harus diarahkan pada pembentukan corak pribadi dan kemampuan warga masyarakat.

2.      Orang tua murid
Hubungan antara sekolah dan orang tua murid hendaknya dibawa ke dalam hubungan yang konstruktif dengan program sekolah. Dalam perencanaan hubungan antara guru dan kepala sekolah dan orang tua ini hendaknya didasarkan atas pengertian dan penerimaan tujuan pendidikan. memberikan bantuan guru dan orang tua agar dapat melihat kebutuhan akan pengertian untuk memperoleh kerjasama baik yang didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi.

3.      Murid dan guru
Murid dan guru merupakan unsur yang sangat penting di sekolah. Dia berasal dari lingkungan masyarakat yaitu keluarga yang memperoleh ilmu pengetahuan dan pendidikan dari sekolah dengan perantaraan guru. Namun tugas seorang guru bukanlah hanya sekedar menyampaikan ilmu pengetahuannya kepada anak didik saja, tetapi juga harus memperhatikan tingkah laku/perbuatan, pergaulan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan murid.

F.            Teknik Operasional Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Tabel pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat di sekolah :
No
Kegiatan
Aplikasi
Penjelasan
1.
Education weeks
Minggu pengajaran
Sebagai kegiatan proses belajar mengajar ( kegiatan utam sekolah ).
2.
Recognition days
Waktu ulangan
Untuk alat evaluasi, dalam mengambil keputusan atau adanya data empirik yang tersedia sebagai alat analisa untuk pendidikan dan pengajaran.
3.
Home visits
Kunjungan rumah
Dilakukan untuk konsultasi dalam memecahkan masalah anak didik.
4.
Teacher aids
Media pengajaran guru
Merupakan alat bantu pengajaran, sehingga dalam proses belajar mengajar, memudahkan guru untuk menyampaikan materi pelajaran dan sekaligus mempermudah peserta didik memahami pelajaran.
5.
Card
Kartu
Untuk keperluan tertentu, maka dapat digunakan kartu, contoh : kartu konsultasi, kartu prestasi, dst.
6.
Parent-teachar conference
Pertemuan orang tua dengan guru
Dalam rangka menjalin komunikasi antara orang tua siswa dan guru. Hasil antara yang diinginkan adalah adanya rasa pelibatan yang dimiliki orang tua, sehingga mau turut serta dalam pengembangan pendidikan.
7.
Open house
Silaturrahmi
Pada waktu-waktu tertentu, maka dapat diadakan silaturrahmi, biasanya dalam hari raya.
8.
Speaker beareu
Bagian kehumasan
Secara khusus guru perlu memilih topik yang berkenaan dengan pembicaraan di perkumpulan, kelompok atau organisasi.
9.
Home study
Pekerjaan rumah
Kegiatan belajar siswa di kelas, akan lebih bagus lagi bila didukung dengan adanya kelanjutan pengulangan pelajaran di rumah, ini bisa dilakukan dengan memberi pekerjaan rumah bagi siswa untuk memantapan kemampuan yang telah diperoleh di kelas.
10.
School and classroom newslatter
Berita sekolah dan kelas
Wahana komunikasi tertulis di sekolah dibutuhkan untuk mengabarkan berita-berita umum yang ada di lingkungan sekolah.
11.
Calendar
Kalender
Berfungsi sebagai prestise, dan juga bisa untuk mengikat perhatian orang tua dan siswa beserta guru dalam waktu yang selalu terkait dengan perhatian kepala sekolah.
12.
Voting remainder card
Kartu saran
Bila sesuatu terjadi dan tidak dikehendakioleh siapapun dan ini merupakan hal yang perlu disampaikan kepada pihak pengelola lembaga pendidikan, maka yang bersangkutan bisa menuliskannya melalui kartu saran yang berkaitan erat dengan kotak saran.
13.
Success card
Piagam penghargaan
Apabila ada siswa atau orang tua yang telah turut serta dan memberikan perhatian secara khusus kepada sekolah atau pemenang lomba yang diadakan oleh sekolah.
14.
Local newspaper
Surat kabar lokal
Berita –berita sekolah maupun berita dari rumah yang kira-kira akan bermanfaat bagi para warga sekolah jika mengetahuinya akan lebih bagus bila dianut dalam surat kabar lokal yang diterbitkan sendiri oleh sekolah, bisa juga berita domestik atau manca negara yang disesuaikan dengan misi surat kabar.
15.
Career specialities
Spesialisasi karier
Bimbingan karir akan sangat bermanfaat bagi para siswa dalam menentukan peran masa depan apa yang dapat dimainkan mereka, sehingga sejak dini sudah bisa di pupuk dan dikembangkan secara luas.
16.
Slide presentation
Slide presentasi
Jika dalam memberikan presentasi kepada guru-guru atau siswa, akan lebih bagus bila menggunakan slide presentasi, namun mengingat alokasi dana yang cukup besar saat membuat slide, maka alternatif yang ada saat ini bisa menggunakan soft ware power point.
17.
Coffee hour
Acara minum kopi
Menjalin partisipasi antar sesama komponen dalam lembaga pendidikan sangat penting, olehnya dapat selalu diupayakan acara-acara yang bisa membangun hubungan erat antar siswa, orang tua siswa dan guru.
18.
Activity display
Pajangan kegiatan
Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, sebaiknya di pajang di papan tersendiri, ini untuk memberikan sugesti kepada warga yang belum sempat ikut untuk mempertimbangkan lagi untuk ikut serta sesegera mungkin dan bagi yang sudah ikut akan semakin rutin lagi mengikuti kegiatan yang diadakan.
19.
Class project in the community
Bakti sosial masyarakat
Siswa bagian dari masyarakat, untuk itu akan lebih bermakna hidup bermasyarakat jika mau turut serta membantu sesama warga yang kurang beruntung. Ini tidak hanya ditanamkan di kelas, tapi harus terjun langsung ke masyarakat.
20.
Letter to the editor
Surat pengaduan
Keluhan atau sumbang saran yang sifatnya umum dari orang tua siswa, siswa, maupun guru bisa disampaikan kepada pihak sekolah, khususnya dalam hal ini editor surat kabar atau bulletin yang diterbitkan oleh sekolah.
21.
Public performance
Pementasan atau pertunjukan
Apresiasi terhadap kreativitas siswa dapat diwujudkan dalam pementasan berkala, di samping itu akan memberikan rasa percaya diri kepada siswa dan kebanggaan orang tua, hal ini yang ingin dicapai adalah adanya sosialisasi siswa kepada masyarakat.
22.
Fairs and tours
Study lapangan
Wawasan atau pengetahuan tentang lingkungan, alam, kenyataan langsung, dll dapat dibina melalui kunjungan ke obyek langsung, sehingga gambaran yang diperoleh siswa akan lebih utuh dan lebih jelas.
23.
Telephone hotline
Telepon konsultasi
Adakalanya permasalahan yang dihadapi siswa atau masyarakat begitu berat dan susah untuk di ungkapkan kepada orang lain, hingga telepon konsultasi bisa memecahkan persoalan ini. Di samping itu dengan melalui telepon konsultasi akan lebih terbuka tanpa tahu identitas penelpon sekaligus memberi rasa aman bagi penelpon dalam mebicarakan masalahnya secara terbuka tanpa dihantui rasa takut untuk diketahui oleh orang lain.
24.
Strategy borrowing
Strategi peminjaman
Hal ini upaya saling meminjamkan fasilitas yang sekiranya dimiliki orang tua atau sekolah.
25.
Suggestion boxes
Kotak saran
Kotak saran berfungsi sebagi tempat penampungan kartu saran dan harus diambil dan diperiksa secara berkala oleh pengelola. Tentunya kemudian harus diupayakan penanggulangan keluhan segera mungkin atau memberi jawaban keluhan yang masuk tidak dengan kata-kata tetapi dengan aksi.





G.           Penyelenggaraan humas pendidikan
Penyelenggaraan humas pendidikan dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari segi proses dan dari segi jenis kegiatan.
1.      Dari Segi Proses
Dari segi proses, humas pendidikan meliputi kegiatan:
a.    Perencanaan program.
     Dalam merencanakan humas pendidikan perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara lain: dana yang tersedia, keadaan masyarakat, areal jangkauan, sarana serta media dan teknik yang digunakan. Untuk itu dapat dilakukan beberapa kegiatan antara lain :
1)   Mengembangkan kebijaksanaan.
2)   Perlu memahami kegiatan masyarakat.
3)   Menentukan sasaran dan jenis kegiatan
4)   Menentukan kriteria
b.    Pengorganisasian
     Perlu disusun hubungan sekolah dan masyarakat secara baik dan terencana. Hubungan ini harus dikoordinasikan oleh kepala sekolah dengan pihak-pihak terkait.
c.    Pelaksanaan
     Dalam pelaksanaan yang perlu diperhatikan adalah adanya koordinasiantara bagian-bagian yang terkait dalam melakukan kegiatan humas tersebut. Begitu juga dalam penggunaan waktu perlu adanya sinkronisasi dengan perencanaan yang telah dibuat.
d.   Evaluasi
     Evaluasi dapat dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan  efisiensi usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

2.      Dari segi kegiatan
Dari segi kegiatan, humas tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara:
a.      Tatap muka, teknik tatap muka tersebut dapat berupa:
1.    Tatap muka kelompok
2.    Tatap muka individual
3.    Kunjungan ke sekolah
4.    Kunjungan kerumah murid
b.      Laporan kepada orang tua
Laporan sekolah kepada orang tua dapat berupa buku rapor, yaitu buku kemajuan- kemajuan hasil belajar anak di sekolah.
c.       Publikasi sekolah
Publikasi sekolah adalah kegiatan memberikan informasi kepada orang tua/wali murid dan pihak-pihak yang membutuhkan tentang kegiatan-kegiatan yang telah dan yang akan dilakukan sekolah. Kegiatan ini dimaksud agar sekolah dapat dukungan positif dari orang tua/wali kelas dan dari masyarakat pada umumnya
·             Organisasi Hubungan Sekolah dan Masyarakat ( Komite Sekolah )
Menurut Djam’an Satori (2001) diperlukan adanya wadah untuk menampung dan menyalurkan aspirasi, harapan dan stakeholder sekolah. Wadah tersebut berfungsi sebagai forum dimana representasi para stakeholder sekolah terwakili secara proposional. Dalam berbagai dokemen yang ada dan konsensus yang telah muncul dalam berbagai forum, wadah ini diberi nama Komite Sekolah. Badan sejenis ini di Australia disebut “School Council”.
Dalam pengertian lain, Djam’an Satori menyebutkan bahwa komite sekolah merupakan suatu badan yang berfungsi sebagai forum resmi untuk mengakomodasikan dan membahas hal-hal yang menyangkut kepentingan kelembagaan sekolah. Hal-hal tersebut meliputi :
1.    Penyusunan perencanaan strategi sekolah, yaitu strategi pengembangan sekolah dalam perspektif 3-4 tahun mendatang. Dalam dokumen ini juga dibahas visi dan misi sekolah, analisis posisi untuk mengkaji kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi, kajian isu-isu strategi sekolah, perumusan program-program, perumusan strategi pelaksanaan program, cara pengendalian  dan evaluasinya.
2.     Penyusunan perencanaan tahunan sekolah, yang merupakan  elaborasi dari perencanaan strategi sekolah. Dalam perencanaan tahunan ini yang dibahas adalah program-program operasional yang merupakan implementasi program prioritas yang dirumuskan dalam perencanaan strategi sekolah yang disertai perencanaan anggarannya.
3.    Mengadakan pertemuan untuk menampung dan membahas berbagai kebutuhan, masalah, aspirasi serta ide-ide yang disampaikan oleh anggota komite sekolah. Hal-hal tersebut merupakan refleksi kepeduliaan para stakeholder sekolah terhadap berbagai aspek kehidupan sekolah yang ditunjukkan pada upaya-upaya perbaikan, kemajuan dan pengembangan sekolah.
4.    Memikirkan upaya-upaya untuk memajukan sekolah, terutama yang menyangkut kelengkapan fasilitas sekolah, fasilitas pendidikan, pengadaan biaya pendidikan bagi pengembangan keunggulan kompetitif dan komparatif sekolah sesuai dengan aspirasi stakeholder sekolah. Perhatian terhadap masalah ini dimaksudkan agar sekolah setidak-tidaknya memenuhi standar pelayanan minimum.
5.    Mendorong sekolah untuk melakukan internal monitoring (school self-assesment) dan melaporkan hasilnya untuk dibahas dalam forum komite sekolah.
6.    Membahas hasil-hasil tes standar yang dilakukan oleh lembaga atau institusi eksternal dalam  menjaga jaminan mutu (quality assurance) serta memelihara kondisi pembelajaran sekolah sesuai dengan tuntutan standar minimum kompetensi siswa (basic minimum competency) seperti yang diatur dalam PP No.25 tahun 2000.
7.    Membahas laporan tahunan sekolah sehingga memperoleh penerimaan komite sekolah. Laporan tahuan sekolah tersebut selanjutnya disampaikan kepada Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten. Review sekolah merupakan kegiatan pentimg untuk mrngetahui keunggulan suatu sekolah disertai analisis kondisi-kon disi pendukungnya, atau sebaliknya untuk mengetahui kelemahan-kelemahan sekolah disertai analisi faktor-faktor penyebabnya. Review sekolah merupakan media untuk saling mengisi pengalaman sekaligus saling belajar antarsekolah dalam upaya meningkatkan kinerjanya masing-masing.
8.    Memantau kinerja sekolah, yang meliputi manajemen sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, mutu belajar mengajar termasuk kinerja para guru, hasil belajar para siswa, disiplin dan tata tertib sekolah, baik dalam aspek intra maupun ekstrakulikuler.
Komite sekolah menurut Djam’an Satori (2001),berbeda dengan BP3.Dalam peran dan fungsinya yang berjalan sekarang,kemitraan BP3 terbatas pada aspek-aspek pemenuhan kebutuhan finansial,sarana-sarana sekolah dan fasilitas pendidikan. Dalam Kepmendiknas No.044/U/2002 tanggal 12 April 2002,disebutka bahwa komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,pemerataan,dan efisiensi pengelolahan pendidikan di satuan pendidikan,baik pada pendidikan sekolah,jalur sekolah,maupun jalur pendidikan luar sekolah.
Djam’an Satori (2001) menyebutkan,anggota komite ini terdiri dari: kepala sekolah, perwakilan guru, perwakilan murid,perwakilan orang tua murid,perwakilan tokoh masyarakat setempat yang menaruh kepedulian terhadap kemajuan pendidkan diwilayahnya,perwakilan dari unsur pengendalian mutu pendidikan yaitu pengawas sekolah.Struktur Komite Sekolah menggambarkan tugas-tugas menjadi kepedulian Komite Sekolah.Komite sekolah terdiri dari ketua,sekretaris,bendahara,dan kelompok anggota yang menangani urusan-urusan khusus.
Menurut Kepmendiknas RI No.044/U/2002 tanggal 2 April 2002,keanggotaan Komite Sekolah terdiri dari: (1) unsur masyarakat yang bisa saja berasal dari orang tua atau wali peserta didik,tokoh masyarakat,tokoh pendidikan,tokoh dunia usaha/industri,organisasi profesi, tenaga pendidikan,wakil alumni,wakil peseta didik,   (2) unsur dewan guru,yayasan atau lembaga penyelenggara pendidikan,Badan Pertimbangan Desa dapat pula dilibatkan sebagai anggota Komite Sekolah (maksimal 2 orang).Anggota komite sekolah sekurang-kurangnya terdiri atas ketua, sekertaris, bendahara.Pengurus dipilih dari anggota. Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan.
·         Evaluasi Pelaksanaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Evaluasi dalam suatu organisasi pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan, kemajuan, dan kemunduran suatu program yang dijalankan dalam organisasi pendidikan. Evaluasi akan sesuai dengan apa yang diharapkan apabila pelaksanaannya dilaksanakan secara continue dan mempertimbangkan accountability. Apabila hal tersebut tidak dilaksanakan, dalam pelaksanaan evaluasi selanjutnya akan mengalami suatu kendala khususnya dalam upaya pengembangan organisasi pendidikan selanjutnya.
            Dalam kaitanya dengan pelaksaan program hubungan masyarakat di lembaga pendidikan, posisi evaluasi sangat strategis dalam upaya menentukan arah kebijakan selanjutnya bagi suatu lembaga pendidikan. Suatu evaluasi yang dilaksanakan akan menjadi efisien, efektif dan bermanfaat bagi lembaga atau sekolah yang akan berimplikasi pada kemajuan sekolah.
Prosedur dalam pengadaan evaluasi dapat dibagi atas beberapa langkah. Mengenai pembagian langkah-langkah pokok dalam evaluasi ini, Muchtar Buckhori mengatakan bahwa langkah-langkah pokok dlam evaluasi terdiri dari :
1.      Perencanaan yang berkaitan dengan tujuan dari evaluasi
Perumusan tujuan evaluasi merupakan hal pertama yang harus dilakukan karena tujuan evaluasi yang hendak dilaksanakan dalam suatu proses pelaksanaan program humas didasarkan atas tujuan yang hendak dicapai dalam program tersebut.
2.      Pengumpulan data
Langkah pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa sublangkah, yaitu  pelaksanaan evaluasi, memeriksa hasil-hasil evaluasi, dan memberi kode atau skor.
3.      Analisis data
Agar memperoleh gambaran yang jelas, kode atau skor yang diperoleh harus dianalisis lebih lanjut. Sehubungan dengan hal ini, hal yang perlu dilakukan adalah teknik mengolah data atau analisis data biasanya diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu pengolahan secara statistik (statistical analysis) dan pengolahan buka secara statistik (nonstatistical analysis).
4.      Penafsiran data
Interpretasi atau menafsirkan data maksudnya adalah suatu pernyataan (statement) tentang hasil penggolongan data. Interpretasi terhadap suatu hasil evaluasi didasarkan atas kriteria tertentu. [9]

Selain itu, terdapat beberapa metode penilaian guna menilai suatu pelaksanaan program humas yang dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan, diantaranya adalah:
1.      Observasi
Penilaian melalui observasi ini membutuhkan pedoman karena dilakuka secara tidak formal untuk melihat pengaruh-pengaruh program-program hubungan masyarakat yang sedang dilaksanakan. Pengukuran melalui program ini memang sulit, tetapi dapat dilihat antara lain dari perubahan sikap guru-guru, pegawai,wali murid, masyarakat sekitar sekolah, sikap murid, hubungan kemanusiaan mereka, adanya minat dari guru untuk  memikirkan kesejahteraan peserta didik dan lain sebagainya.
2.      Perekaman
Dengan merekam komentar-komentar, saran-saran, dan opini warga masyarakat, baik dari orang tua murid dan tokoh masyarakat merupakan metode yang efektif untuk melihat keefektifan program tersebut. Contoh dalam metode perekaman ini adalah dengan pemanfatan stasiun radio yang berada  pada lembaga pendidikan dengan cara membuka online saran dan kritik tehadap lembaga pendidikan yang ada melalui acara khusus yan disiarkan langsung oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan dengan melibatkan unsur-unsur pendidikan yang ada.


3.      Peneilitian Melalui Telepon
Melalui penelitian atau pelacakan dengan telepon, dapat melihat bagaimana pendapat orang tua murid atau masyarakat terhadap program sekolah, program TV sekolah, artikel-artikel, cerita-cerita dalam surat kabar sekolah/majalah sekolah dan sebagainya.
4.      Panel
Metode ini adalah suatu metode yang sering dilakukan oleh berbagai lembaga pendidikan dalam upaya untuk memecahkan berbagai problematika yang melilit di sekolah untuk kemudian didiskusikan dengan para wali murid, alumni, dan masyarakat dalam upaya mencari penyelesaian masalah. Melalui metode ini, dapat diperoleh pendalaman pendapat dari pengikut panel tentang keefektifan program yang telah dilakukan oleh sekolah.
5.      Kuisioner
Metode ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada wali murid dan masyarakat dalam kaitannya dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh sekolah atau berupa penawaran kegiatan yang akan dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari sekolah selama ini. Kuesioner ini dibuat praktis dan mudah diisi oleh mereka sehingga mereka cepat mengisinya. Kuesioner ini diberikan kepada orangtua murid atau masyarakat yang hadir para suatu kegiatan-kegiatan khusus diadakan oleh sekolah.
6.      Pol  Pendapat.
Pelaksanaan metode ini dengan melalui wawancara langsung kepada para responden dari suatu sampel yang diambil secara acak. Metode ini sangat baik karena mereka akan terbuka untuk memberi opini tentang pelaksanaan program tersebut. Sebaiknya, wawancara ini sudah dipersiapkan dengan pedoman wawancara.[10]



Manfaat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Bagi Sekolah
Bagi Masyarakat
1.      Memperbesar dorongan untuk mawas diri.
2.      Memudahkan memperbaiki pengelolaan sekolah.
3.      Mengurangi miskonsepsi masyarakat tentang sekolah.
4.      Mendapatkan kritik dan saran dari masyarakat.
5.      Memudahkan meminta bantuan dan dukungan dari masyarakat.
6.      Memud
7.      ahkan pengguna media pendidikan di masyarakat.
8.      Memudahkan pendataan narasumber.
1.      Mengetahui aktivitas sekolah dan program-programnya.
2.      Kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan sekolah lebih mudah terwujudkan.
3.      Mendapatkan nilai tambah dalam hal inovasi dan kreativitas  sekolah.
4.      Memberikan harapan yang lebih baik terhadap masa depan anak-anak.
5.      Menyalurkan dukungan (amal, zakat, dan infaq) dai masyarakat
6.      Mendorong terciptanya masyarakat madani.
.


H.    Contoh Program Kerja Waka (Wakil Kepala) Sekolah Bidang Humas :
PROGRAM
TUJUAN
BENTUK KEGIATAN
a. Menyusun dan melaksanakan program pembinaan hubungan:
Contoh Program Kerja Waka (Wakil Kepala) Sekolah Bidang Humas dan Kemitraan untuk Tingkat SMP
Contoh Program Kerja Waka (Wakil Kepala) Sekolah Bidang Humas dan Kemitraan untuk Tingkat SMP
Contoh Program Kerja Waka (Wakil Kepala) Sekolah Bidang Humas dan Kemitraan untuk Tingkat SMP
2) Warga sekolah dengan kelurga besarnya, 
Terciptanya hubungan yang serasi dan harmonis antar warga sekolah dengan keluarga besar sekolah
  1. Mengadakan pertemuan rutin dua bulan sekali
  2. Mengadakan halal bihalal setiap hari raya idul fitri
  3. Mengadakan wisata keluarga besar SMP 1 Wonokerto
  4. Menyambangi keluarga yang sakit,keluarga yang punya hajat,kelahiran anak,bela sungkawa kematian
3) Warga sekolah dengan lingkungan masyarakat sekitar
Terciptanya hubungan yang baik antara warga sekolah dengan lingkungan masyarakat sekitar
  1. Mengundang orangtua/wali murid kelas VII,VIII dan IX dalam pengambilan raport
  2. Mengundang orangtua/wali murid bagi siswa yang bermasalah
  3. Mengadakan sosialisasi UN,US dengan orangtua/wali murid kelas IX
  4. Mengundang orangtua/wali murid kelas dalam pengambilan pengumuman kelulusan
4) Sekolah dengan instansi lain yang terkait .
Terjalinnya hubungan yang harmonis antara sekolah dengan instansi lain yang terkait
  1. Mengadakan kerja sama dengan PUSKESMAS dalam pengobatan
  2. Mengadakan penuyuluhan tentang NARKOBA,LALIN jalan raya dari Kepolisian
  3. Menyelenggarakan upacara bendera HUT Kemerdekaan RI dengan pihak kecamatan
b. Menyusun dan melaksanakan program  kemitraan  dengan  lembaga  lain  yang relevan,     berkaitan dengan input, proses, output, dan pemanfaatan lulusan

Terjalinnya hubungan yang serasi dengan lembaga lain yang relevan
1. 1.Mengadakan ssosialisasi penerimaan peserta didik (PPD) ke SD / MI
1.2.Menyelenggarakan PPD
  1. Mendata kelas IX yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau yang bekerja
  2. Bekerja sama dengan SMA/SMK dalam hal pemilihan sekolah yang diinginkan siswa
c. Menyusun  dan melaksanakan program  kegiatan  bakti  sosial,  karya  wisata,  dan    pameran  hasil  pendidikan, promosi sekolah

Terjalinnya hubungan harmonis dengan masyarakat,lingkungan sekitar,lembaga sekolah maupun instansi-instansi lainnya
  1. Penerimaan dan penyaluran zakat fitrah dan qurban untuk disampaikan kepada yang berhak menerimanya
  2. Mengadakan karya wisata kelas VIII
  3. Mengadakan pameran hasil karya siswa
  4. Mengadakan perpisahan kelas IX
  5. Membuat brosur / pamphlet

·         Daftar pertanyaan dalam diskusi :
1.      Umi Choirin M.
Jelaskan maksud penilaian dalam evaluasi pelaksanaan program humas!
2.      Binti Fatkhiyatul M.
Dalam strategi pemasaran banyak sekolah yang memaparkan fasilitas menarik tapi ternyata bohong. Bagaimana tanggapan anda?
3.      Kukuh Budhi Dharma
Hubungan sekolah dengan masyarakat (humas) seharusnya menjalin hubungan baik dengan masyarakat, tapi di STAIN banyak laporan mengenai kos-kos an yang campur laki-laki dengan perempuan. Bagaimana tanggapan anda?












BAB III
KESIMPULAN

Administrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan.
Sedangkan pengertian secara umum administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja atau sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publik pada khususnya,  sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, peran administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat (humas) sangat penting didalam organisasi sekolah. Karena ia memiliki tugas serta peran tersendiri bagi kemajuan lembaga pendidikan.


















DAFTAR PUSTAKA

Piet A. Sahertian, Administrasi Pendidikan di Sekolah ( Surabaya: Usaha Nasional, 1994 )
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan ( Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008 )
Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998 ) Nasution,Zulkarnain Manajemen HUMAS di Lembaga Pendidikan : Konsep, Fenomena, dan Aplikasinya ( Malang: UMM Press, 2010 )
Soetopo , Hendyat dan Wasty Sumanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan ( Surabaya: Usana Offset, t.t )
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998 )




[1] Piet A. Sahertian, Administrasi Pendidikan di Sekolah ( Surabaya: Usaha Nasional, 1994 ), hal 233
[2] Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan ( Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008 ), hal 205-206
[3] Ibid., hal 211
[4] M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998 ), hal 190
[5] Zulkarnain Nasution, Manajemen HUMAS di Lembaga Pendidikan ; Konsep, Fenomena, dan Aplikasinya ( Malang: UMM Press, 2010 ), hal 32
[6] Hendyat Soetopo dan Wasty Sumanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan ( Surabaya: Usana Offset, t.t ), hal 243-246
[7] Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan ( Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008 ), hal 214-218
[8] M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998 ), hal 193-196
[9] Sri Minarti, Manajemen Sekolah,(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2011), hlm.312
[10] Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Mengakrabkan Sekolah dan Masyarakat (Malang:IKIP Malang, 1994), hlm. 138

0 komentar:

Posting Komentar

 

cinta ilmu Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review