METODE MEMBACA
( THARIQAH AL-QIRA’AH )
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :
Metodologi Khusus
Pengajaran Bahasa Arab 2
Dosen Pengampu,
Ahmad Rifa’i, M. Pd. I
Oleh :
Ahmad
Muzaki 932509912
Maria
Ulfa 932520112
Wahid
Bayu Muchlisin 932506612
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ketidakpuasan
kepada metode langsung yang kurang memberikan perhatian kepada kemahiran
membaca dan menulis, mendorong para guru dan para ahli bahasa untuk mencari
metode baru. Pada waktu itu, berkembang opini di kalangan para guru bahwa
mengajarkan bahasa asing dengan target penguasaan semua ketrampilan berbahasa
adalah sesuatu yang mustahil.
Oleh
karena itu, Profesor Coleman dan kawan-kawan dalam sebuah laporan yang ditulis
pada tahun 1929 menyarankan penggunaan suatu metode dengan satu tujuan
pengajaran yang lebih realistis, yang paling diperlukan oleh para pelajar,
yakni ketrampilan membaca. Metode kemudian yang dinamai “ metode membaca ” ini
digunakan di sekolah menengah dan perguruan tinggi di seluruh Amerika dan
negara-negara lain di Eropa. Meskipun disebut “ metode membaca ”, tidak berarti
bahwa kegiatan belajar mengajar terbatas pada latihan membaca. Latihan menulis
dan berbicara juga diberikan meskipun dengan porsi yang terbatas.[1]
Metode
membaca merupakan salah satu metode yang cukup terkenal dalam pembelajaran
bahasa asing. Metode ini bertujuan untuk mengajarkan kemahiran membaca bahasa
asing. Untuk mengetahui lebih lanjut yang berkaitan dengan metode membaca, mari
kita diskusikan terkait masalah
yang berkaitan dengan metode membaca ini dan menyempurnakan kekurangan dari makalah kami
ini.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian metode membaca ?
2.
Bagaimana
karakteristik dan ciri-ciri membaca ?
3.
Apa
saja macam-macam metode membaca ?
4.
Bagaimana
langkah-langkah membaca dalam pembelajaran bahasa Arab ?
5.
Bagaimana
tingkatan-tingkatan dalam pembelajaran bahasa Arab ?
6.
Apa
saja kelebihan dan kelemahan metode membaca ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Metode Membaca
Metode
Membaca ini lahir dari pemikiran para ahli pengajaran bahasa asing pada awal
abad 20. Teori ini dipelopori oleh beberapa pendidik Inggris dan Amerika. (West
1926), yang mengajar bahasa Inggris di India, berpendapat bahwa belajar membaca
secara lancar jauh lebih penting bagi orang India yang belajar bahasa Inggris
dibanding berbicara. West menganjurkan suatu penekanan pada membaca bukan hanya
karena dia menganggap hal itu sebagai ketrampilan yang paling bermanfaat yang
harus diperoleh dalam bahasa asing tetapi juga karena hal itulah yang paling
mudah, ketrampilan dengan nilai tambah yang paling besar pada siswa pada
tahap-tahap awal pembelajaran bahasa.[2]
Metode
membaca ini memang mendapat banyak kritik-kritik, baik pada metode waktu itu
dianjurkan di Amerika. Begitu pula selama perang dunia II tatkala kemampuan
berbicara dalam berbagai bahasa merupakan prioritas nasional di Amerika
Serikat. Akan tetapi, sejak perang itu terdapat suatu pembaharuan minat dalam
pengajaran bahasa-bahasa untuk tujuan-tujuan tertentu seperti membaca sastra
dan pustaka ilmiah. Di luar Amerika Serikat pada tahun 1929-an metode membaca
ini mulai digunakan.
Membaca
merupakan kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis
(lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati.
Membaca hakekatnya adalah suatu proses komunikasi antara pembaca dan penulis
melalui teks yang ditulisnya, maka secara langsung di dalamnya ada hubungan
kognitif antara bahasa lisan dan bahasa tulisan. Tarigan (1994/III:7) melihat bahwa
membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/
bahasa tulis.
Metode
membaca adalah menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dahulu
mengutamakan membaca, yakni guru pertama membacakan topik bacaan, dan diikuti
oleh peserta didik, tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik
untuk membacakan pelajaran tertentu terlebih dahulu, dan yang lain
memperhatikan dan mengikutinya.[3]
Membaca
melibatkan tiga unsur, yaitu: makna sebagai unsur isi bacaan, kata sebagai
unsur yang membawakan makna, dan simbol tertulis sebagai unsur visual.
Perpindahan simbol tertulis ke dalam bahasa ujaran itulah, menurut Ibrahim
(1962:57), disebut membaca.[4]
B.
Karakteristik Metode Membaca
1.
Tujuan
utamanya adalah kemahiran membaca.
2.
Materi
pelajaran berupa buku bacaan utama dengan suplemen daftar kosa kata dan
pertanyaan-pertanyaan isi bacaan, buku bacaan penunjang untuk perluasan (extensif
reading / قراءة موسعة), buku latihan
mengarang terbimbing dan percakapan.
3.
Basis
kegiatan pembelajaran adalah memahami isi bacaan. Pemahaman isi bacaan melalui
proses analisis, tidak dengan penerjemahan harfiah, meskipun bahasa ibu boleh
digunakan dalam mendiskusikan isi teks.
4.
Membaca
diam lebih diutamakan dari pada membaca keras.
5.
Kaidah
bahasa diterangkan seperlunya tidak boleh berkepanjangan.[5]
C.
Ciri-ciri Metode Membaca dalam Pembelajaran Bahasa Arab
1.
Biasanya
metode ini memulai dengan memberi latihan sebentar kepada siswa tentang
ketrampilan bertutur kemudian mendengarkan beberapa kalimat sederhana dan
mengucapkan kata-kata serta kalimat hingga siswa mampu menyusun kalimat.
Berangkat dari inilah bahwa bentuk yang disusun oleh siswa tentang aturan tutur
bahasa akan memberi andil dalam mengembangkan ketrampilan berkomunikasi.
2.
Setelah
siswa berlatih mengucapkan beberapa kalimat kemudian mereka membacanya dalam
teks. Guru bertugas mengembangkan sebagian ketrampilan membaca dalam hati bagi
murid-murid.
3.
Setelah
itu para siswa membaca teks dengan Qira’ah jahriyah (membaca dengan keras) yang
diikuti dengan beberapa pertanyaan seputar teks untuk menguatkan pemahaman.
4.
Membaca
terbagi menjadi dua macam yaitu membaca intensif dan membaca lepas,
masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda. Membaca intensif bertujuan untuk
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar membaca dan ketrampilan ini
membutuhkan perbendaharaan kata serta pengetahuan kaidah-kaidah tata bahasa.
Ketrampilan membaca ini mengembangkan ketrampilan pemahaman bagi siswa di bawah
bimbingan guru kelas.
5.
Adapun
Qira’ah lepas maka bisa dilaksanakan di luar kelas. Dibenarkan guru memberikan
tugas kepada siswa untuk membaca dan membatasi apa yang harus dibaca serta
mendiskusikannya.
6.
Membaca
lepas memberikan andil dalam pencapaian siswa pada khazanah arab, membaca
kitab-kitab dan semi arab. Dan dari sini akan memberikan tambahan pemahaman
mengenai kebudayaan arab.[6]
D.
Macam-macam Metode Membaca
1.
Membaca nyaring (al-Qira’ah al-Jahriyyah)
Membaca Nyaring adalah membaca dengan melafalkan atau menyuarakan
simbol-simbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat yang dibaca. Metode
membaca ini lebih cocok diberikan kepada pelajar tingkat pemula. Tujuan
utamanya adalah agar para pelajar mampu melafalkan bacaan dengan baik sesuai
dengan bunyi dalam bahasa Arab.
2.
Membaca diam / membaca dalam hati (al-Qira’ah al-Shamitah)
Membaca diam atau bisa di sebut membaca dalam hati adalah membaca
dengan tidak melafalkan simbol-simbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat
yang dibaca, melainkan hanya mengandalkan kecermatan eksplorasi visual. Atau
bisa dikatakan membaca tanpa mengeluarkan ujaran, tetapi cukup di dalam hati.
Tujuan membaca dalam hati adalah penguasaan isi bacaan, atau
memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan dalam waktu yang
cepat. Membaca dalam hati lebih efektif dalam memahami isi bacaan jika dibandingkan
dengan membaca nyaring.[7]
3.
Membaca pemahaman
Membaca yang dilakukan agar tercipta suatu pemahaman terhadap isi
yang terkandung dalam bacaan. Dalam membaca pemahaman, seseorang siswa harus
mampu menangkap pokok-pokok pikiran yang lebih tajam sehingga setelah selesai
membaca, ia benar-benar memahami makna dan tujuan bacaan.
4.
Membaca kritis
Kegiatan membaca yang menuntut pembaca mampu mengerti, memahami,
kemudian mengemukakan suatu pertanyaan apa dan bagaimana pokok pikiran yang
terkandung dalam suatu bacaan. Membaca kritis penuh dengan penilaian dan
kesimpulan.
5.
Membaca ide
Membaca ide merupakan kegiatan membaca yang bertujuan mencari,
mendapatkan, dan memanfaatkan ide-ide yang terkandung di dalam bacaan.[8]
E.
Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Membaca dan Contoh Materi
Adapun prosedur
dan teknik pengajaran Bahasa Arab dengan menggunakan metode membaca (thariqah
al-qiro’ah), berikut langkah-langkah penyajiannya:[9]
1.
Guru
memulai pembelajaran dengan memberikan kata-kata dan ungkapan yang dianggap
sulit yang akan ditemui oleh siswa di dalam teks, menjelaskan makna kata-kata
dan ungkapan tersebut dengan definisi, konteks dan contoh dalam kalimat
lengkap.
2.
Setelah
itu siswa diminta untuk membaca dalam hati teks bacaan yang sudah diprogramkan
selama kurang lebih 25 menit.
3.
Kegiatan
pembelajaran dilanjutkan dengan diskusi mengenai kandungan / isi bacaan yang
bisa berupa tanya-jawab dengan menggunakan bahasa ibu siswa.
4.
Setelah
menguasai isi bacaan, guru membimbing siswa menyimpulkan suatu aturan tata
bahasa dalam bahan bacaan. Dan jika dirasa perlu, guru akan memberikan
penjelasan tentang tata bahasa tersebut secara singkat.
5.
Kalau
masih ada kosakata yang belum dipahami oleh siswa, maka pembelajaran akan
dilanjutkan dengan pembahasan kosakata yang belum dipahami atau belum dibahas
sebelumnya.
6.
Berikutnya,
para siswa akan mengerjakan tugas-tugas yang ada dalambuku suplemen, yaitu
menjawab pertanyaan tentang isi bacaan latihan menulis terbimbing, dsb.
7.
Setelah
selesai mengerjakan latihan, bahan bacaan perluasan diberikan untuk dipelajari
di rumah dan hasilnya dilaporkan pada pertemuan berikutnya (efendi, 2005:42)
Sebagaimana
dikatakan sebelumnya, kegiatan membaca adalah kemampuan mengenali dan memahami
isi sesuatu yang tertulis dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati.
Oleh karena itu, membaca memerlukan sebuah konsentrsi tingkat tinggi. Membaca
dapat dikatakan berhasil jika pembaca memahami sesuatu yang dibaca. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kegiatan membaca adalah sebagai berikut:[10]
a.
Lingkungan
yang tenang dan nyaman sangat mendukung terhadap konsentrasi dalam kegiatan
membaca. Sebaliknya, lingkungan yang gaduh dan kondisi udara yang panas akan
mengganggu konsentrasi, dantujuan membaca akan gagal.
b.
Tingkatkan
pengetahuan pembaca yang sesuai dengan tingkatan bacaan akan mempengaruhi
keberhasilan membaca. Bacaan yang tidak sesuai dengn tingkat pengetahuan
pembaca akan menyulitkan dalam pemahaman isi bacaan.
c.
Bacaan
yang cocok dan diminati oleh pembaca akan mudah dicerna dan dipahami.
d.
Dalam
membaca nyaring, diperlukan intonasi bacaan yang tepat.
F.
Tingkatan-Tingkatan dalam Pembelajaran Membaca
Dalam pembelajaran membaca, hendaknya perlu diperhatikan kemampuan
masing-masing peserta didik. Berdasarkan hal tersebut kiranya perlu dipetakan
tingkatan-tingkatan pembelajaran membaca. Hal ini mengacu pada kebutuhan bahan
ajar sesuai tingkatan dalam kelas, dan tentunya sesuai dengan kemampuan
masing-masing peserta didik. Tingktan-tingkatan itu adalah sebagai berikut :
1.
Tingkatan
pertama : persiapan menuju qiro’ah. Titik awal pada tingkatan ini biasanya pada
masa awal sebelum anak duduk di sekolah dasar. Target pembelajaran qiro’ah
hanya berkutat dalam informasi dan berkenaan dengan hal-hal yang berkenaan
dengan anak tersebut seiring dengan pertumbuhannya dan menunjang persiapan
menuju qiro’ah.
2.
Tingkatan
kedua : awal pembelajaran qiro’ah. Tingkatan ini biasanya diterapkan pada kelas
satu ibtidaiyah yang mengajarkan dan menekankan pada pokok-pokok qiro’ah yang
bersifat kemahiran dan kemampuan dasar.
3.
Tingkatan
ketiga : ekspansi dan eksplorasi (perluasan) dalam qiro’ah
4.
Tingkatan
keempat : memperkaya informasi serta meningkatkan kecakapan dan kompetensi
membaca.
5.
Tingkatan
kelima : tingkat lanjutan menuju seorang pelajar yang berkarakter dan bercita
rasa terhadap bacaan serta gemar membaca.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran
membaca, antara lain sebagai berikut :
a.
Huruf
tambahan zaidah, yaitu seperti alif dan wawu yang tidak dibaca.
b.
Huruf
maqlub, yaitu cara membaca huruf arab yang tidak sesuai dengan tulisan, seperti
lam yang terletak setelah huruf syamsiyah.
c.
Bunyi
atau pengucapan, yaitu pada contoh bunyi velar (غ, خ,
ك), bunyi uvelar (ق, ح, ع),
dan bunyi mufakhamah (ط, ظ, ض) saat
membaca nyaring.
d.
Perbedaan
arah tulisan, yaitu arah tulisan arab dimulai dari kanan.
e.
Lambat
dalam membaca, kesulitan muncul pada siswa yang lambat dalam membaca teks arab
menjadikannya seakan-akan membaca huruf perhuruf, persuku kata, atau perkata.
f.
Membaca
nyaring, siswa yang biasa membaca nyaring akan sulit membaca dalam hati. Ia
masih terlihat berbisik atau disertai gerakan bibir.
g.
Pengulangan
arah pandang, hal ini akan membuat lambat dalam membaca.
h.
Stagnasi
pandangan, yaitu bagi siswa yang pandangannya terpaku pada satu arah dalam
beberapa saat akan menyebabkan banyak waktu terbuang dan memperlambat dalam
membaca.
i.
Sempitnya
pandangan, arah pandangan terhadap jumlah kata berpengaruh pada cepat atau
lambatnya membaca.
j.
Kosa
kata, banyaknya kosa kata yang belum dikuasai oleh siswa akan memperlambat
dalam membaca.[11]
G.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Membaca
Di
antara kelebihan metode membaca adalah sebagai berikut :
1.
Para
siswa mampu membaca dengan baik terhadap pembelajaran bahasa asing, baik
membaca nyaring, membaca dalam hati, ataupun membaca pemahaman.
2.
Para
siswa mempunyai kemampuan memahami teks bacaan dengan baik.
3.
Para
siswa mampu menguasai mufradat dengan baik.
4.
Para
siswa memahami dengan baik tentang penggunaan nahwu dan sharaf.
Kekurangan metode membaca adalah sebagai berikut :
1.
Meskipun
para siswa kuat dalam membaca, tetapi bukan membaca nyaring, mereka lemah dalam
pelafalan.
2.
Para
siswa lemah dalam ketrampilan menyimak, berbicara, dan siswa juga lemah dalam
kemampuan ta’bir tahriri (menulis karangan).
3.
Karena
kosa kata yang dikenalkan hanya yang berkaitan dengan bacaan, maka para siswa
lemah dalam memahami teks yang berbeda.[12]
Contoh Materi Pembelajaran Membaca :
الدكان
الجديد
علق –
بياع – لوحة – وزع – حذه – نزع
فتح
رجل دكانا لبيع السمك, وعلق فوق بابه لوحة صغيرة كتب عليها ( هنا بياع السمك ).
فجاءه أحد أصدقائه وقال له : " لماذا تكتب علي اللوحة كلمة ( هنا ), ألا يباع
السمك إلا في دكانك ؟ ". فحذف صاحب الدكان كلمة ( هنا ). ثم جاء صديق آخر
وقال له : " لماذا تكتب علي اللوحة كلمة ( بياع ), ألا يفهم الناس أنك لا
توزع السمك مجانا ؟ ". فحذف كلمة ( بياع ). ثم جاءه صديق ثالث وقال : "
لماذا تكتب علي اللوحة كلمة ( السمك ), ألا يراه الناس ويسمونه ؟ ". فنزع
صاحب الدكان اللوح.
أ-
أجب عن الأسئلة الآتية في ضوء النص السابق !
١. ماذا يبيع الرجل في دكانه ؟
٢. ماذا علق الرجل فوق باب دكانه ؟
٣. كم كلمة كتبها الرجل علي اللوحة ؟
٤. ماذا كتب البائع علي اللوحة ؟
٥. كم صديقا جاءه ؟
٦. هل وزع الرجل السمك مجانا ؟
٧. أي كلمة تكتب علي اللوحة عندما يجيء الصديق الثالث ؟
٨. أي كلمة تبقى علي اللوحة أخيرا ؟
٩. ماذا فعل
الرجل باللوحة أخيرا ؟
١٠. هل علق
البائع لوحة جديدة ؟
ب. اختر أصح أجوبة في كل مما يأتي !
١١. فتح الرجل
دكانا لبيع فيه :
(أ)
لوحا (ب) سمكة (ت) سمكا (د) لحما
١٢. علق البياع
لوحة صغيرة :
(أ)
فوق باب الدكان (ب) جانب باب الدكان
(ج)
أمام باب الدكان (د)
داخل الدكان
١٣. البياع هة :
(أ)
المبيع (ب) الدكان (ت) السمك (د) البائع
١٤. اقترح الصديق
الثاني بحذف كلمة (بياع) لأنه رأي أن :
(أ)
البياع بمعنى
المشتري (ج) الرجل يوزع السمك مجانا
(ب)
الناس يعرفون أن السمك يباع (د) الرجل ليس ببائع
١٥. " ألا يراه الناس ويسمونه " بمعني
أن الناس :
(أ)
لا يرون السمك
ولا يعرفون اسمه
(ب)
لا يرون السمك ولكنهم لا يعرفون اسمه
(ج)
إذا لم يروا سمكا لا يعرفون اسمه
(د) إذا رأوا
سمكا عرفوا أنه سمك
ج. عين
الصحيح والخطاء من التعابر الآتية في ضوء النص السابق :
١٦. علق البائع
لوحة صغيرة كتب عليها اسم دكانه
١٧. حذف البائع
كلمة فكلمة عقب مجيء كل من أصدقائه الثلاثة
١٨. بياع السمك
هو الذي يوزع السمك مجانا
١٩. ناقش البائع
كل اقتراح قاءمه أصدقاؤه الثلاثة
٢٠. قلع الرجل اللوحة أخيرا
Pertanyaan A ( 1- 10 ) dalam teks
di atas dapat digunakan oleh guru untuk membimbing siswa memahami isi teks
terutama yang bersifat eksplisit, sebagai landasan untuk sampai kepada pemahaman
menyeluruh.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
· Metode Membaca merupakan kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang
tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya di dalam
hati.
·
Karakteristik
Metode Membaca : Tujuan utamanya
adalah kemahiran membaca. Materi pelajaran berupa buku bacaan utama dengan
suplemen daftar kosa kata dan pertanyaan-pertanyaan isi bacaan. Basis kegiatan
pembelajaran adalah memahami isi bacaan. Membaca diam lebih diutamakan dari
pada membaca keras. Kaidah bahasa diterangkan seperlunya tidak boleh
berkepanjangan.
·
Ciri-ciri
metode membaca : Biasanya
metode ini memulai dengan memberi latihan sebentar kepada siswa tentang
ketrampilan bertutur kemudian mendengarkan beberapa kalimat sederhana dan
mengucapkan kata-kata serta kalimat hingga siswa mampu menyusun kalimat. Setelah
siswa berlatih mengucapkan beberapa kalimat kemudian mereka membacanya dalam
teks. Setelah itu para siswa membaca teks dengan Qira’ah jahriyah (membaca
dengan keras). Membaca terbagi menjadi dua macam yaitu membaca intensif dan
membaca lepas. Adapun Qira’ah lepas maka bisa dilaksanakan di luar kelas. Membaca
lepas memberikan andil dalam pencapaian siswa pada khazanah arab, membaca
kitab-kitab dan seni arab.
· Adapun metode membaca diantaranya : Membaca nyaring (al-Qira’ah al-Jahriyyah), Membaca diam / membaca
dalam hati (al-Qira’ah al-Shamitah), Membaca pemahaman, Membaca kritis, Membaca
ide.
· Kelebihan metode membaca adalah
sebagai berikut : Para siswa
mampu membaca dengan baik terhadap pembelajaran bahasa asing, baik membaca
nyaring, membaca dalam hati, ataupun membaca pemahaman. Para siswa mempunyai
kemampuan memahami teks bacaan dengan baik. Para siswa mampu menguasai mufradat
dengan baik. Para siswa memahami dengan baik tentang penggunaan nahwu dan
sharaf.
Kekurangan metode membaca adalah sebagai berikut : Meskipun para siswa kuat dalam membaca, tetapi bukan membaca
nyaring, mereka lemah dalam pelafalan. Para siswa lemah dalam ketrampilan
menyimak, berbicara, dan siswa juga lemah dalam kemampuan ta’bir tahriri
(menulis karangan). Karena kosa kata yang dikenalkan hanya yang berkaitan
dengan bacaan, maka para siswa lemah dalam memahami teks yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang:
Kinara, 2009.
Fachrurrozi, Aziz
& Erta Mahyuddin, Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta Timur: Bania
Publising, 2010.
Hamid,
M. Abdul, dkk. Pembelajaran Bahasa Arab, Pendekatan, Metode, Strategi,
Materi, dan Media. Malang: UIN Malang Press, 2008.
Hermawan, Acep.
Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset, 2011.
Nuha, Ulin. Metodologi
Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. Jogjakarta: DIVA PRESS, 2012.
Yusuf, Tayar dan
Syaiful Anwar. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada, 1997.
[1] Ahmad Fuad
Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Kinara, 2009),
51-52.
[2] M. Abdul
Hamid, dkk. Pembelajaran Bahasa Arab, Pendekatan, Metode, Strategi, Materi,
dan Media (Malang: UIN Malang Press, 2008), 30-31.
[3] Tayar Yusuf
dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab (Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), 162-163.
[4] Acep Hermawan,
Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset, 2011), 143.
[5] Ahmad Fuad
Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Kinara, 2009), 53.
[6] M. Abdul
Hamid, dkk. Pembelajaran Bahasa Arab, Pendekatan, Metode, Strategi, Materi,
dan Media (Malang: UIN Malang Press, 2008), 31-32.
[7] Acep Hermawan,
Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset, 2011), 144-148.
[8] Ulin Nuha, Metodologi
Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab (Jogjakarta: DIVA PRESS, 2012),
114-119.
[9] Aziz
fachrurrozi & Erta Mahyuddin, Pembelajaran Bahasa Asing (Jakarta
Timur: Bania Publising, 2010), 69.
[10] Nuha,
Metodologi Super Efektif., 119-120.
[11] Ibid.,
111-114.
[12] Ahmad Fuad
Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Kinara, 2009), 54.
0 komentar:
Posting Komentar